Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malam Itu, Mantanku Datang Hanya untuk Membunuhku

16 Februari 2017   16:42 Diperbarui: 16 Februari 2017   16:56 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
malam itu, mantanku datang hanya untuk membunuhku/ sumber gambar: http://mensxp.com

***

Sewaktu menyelinap masuk ke apartemenku, Arnold memakai sweater hitam yang sama, yang pernah ia kenakan sewaktu kami berjalan-jalan di sepanjang tepi Sungai Seine, dan hal itu membangkitkan kembali semua kenangan manis yang pernah kami lalui sebagai sepasang kekasih dulu.

Sebagai sepasang kekasih, kami banyak menghabiskan waktu bersama. Lantaran termasuk pengusaha periklanan yang sukses, ia sering mengajakku pergi jalan-jalan ke pelbagai tempat. Paris, New York, dan Shanghai adalah beberapa tempat yang sempat kami kunjungi.

Satu momen yang masih melekat kuat di dalam ingatanku adalah ketika kami berjalan menyusuri Sungai Seine pada suatu senja. Bagiku, itu adalah momen yang paling indah, karena perjalanan itu menawarkan Sungai Seine yang mengalir perlahan, udara musim semi yang hangat, restoran di atas perahu, turis yang ramah, dan tentunya live music yang lembut, khas Paris.

pemandangan sungai seine, paris, pada sore hari/ sumber gambar: https://wonderfultime.com
pemandangan sungai seine, paris, pada sore hari/ sumber gambar: https://wonderfultime.com
Kami berjalan di sepanjang aliran Sungai Seine, bergandengan tangan, dan saling merangkul satu sama lainnya. Kami melihat senja menyepuh cakrawala dengan warna jingga, dan kami menikmatinya tanpa kata-kata.

“Andaikan aku menikah denganmu,” kataku, secara spontan, seolah luapan emosi yang kurasakan muncul begitu saja. Namun, ia tak memberi jawaban apapun.

Ia hanya menatapku dengan matanya yang cokelat, dan menampilkan seulas senyum yang manis. Dari situ aku mulai membangun sebuah impian untuk membina rumah tangga dengannya.

***

Sebagai seorang mantan kekasih, Arnold punya cara yang romantis untuk menemuiku pada malam ini. Biarpun telah masuk ke apartemenku tanpa izin, ia masih berbaik hati dengan membawakanku sebuket bunga mawar merah.

sebuah buket bunga mawar merah/ sumber gambar: http://images.huffingtonpost.com
sebuah buket bunga mawar merah/ sumber gambar: http://images.huffingtonpost.com
Segera saja, bunga mawar itu mengingatkanku pada bunga yang sama, yang sering dihadiahkan kepadaku secara diam-diam.

Ya, dulu ia memang sering mengirimiku sebuket bunga mawar ke kantor, sehingga rekan kerjaku menjadi cemburu atas perlakuan itu. Aku senang menerima hadiah itu, bukan karena menyukai mawar, melainkan karena ungkapan tulus sebuah persahabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun