Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sulitnya Menemukan Nama Domain untuk Website

23 November 2016   14:48 Diperbarui: 23 November 2016   15:41 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo. Adi, nama domain yang lu usulin ke gue ternyata udah diambil orang lain. Baru aja bulan Juli ini diambilnya. Nanti lu coba cari nama lain deh.” Demikianlah isi chat singkat saya dengan teman saya. Kami memang tengah bekerja sama membikin sebuah website rintisan.

Untuk memulai proyek itu, kami terlebih dulu harus mencari nama domain, dan saya bertugas “mengaduk-aduk” isi tesaurus bahasa Indonesia untuk menemukan sejumlah pilihan nama yang pas untuk nama domain website yang sedang kami rancang.

Hal itu ternyata bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Walaupun sudah menggunakan tesaurus dan kamus bahasa Indonesia secara online, tetap saja, saya mengalami kesulitan untuk menemukan nama domain yang pas untuk website tersebut. Kalaupun sudah dapat nama yang dirasa pas, saya harus “gigit jari” karena nama domain itu ternyata sudah dipakai oleh orang lain.

Sebetulnya kami bisa menghubungi si pemilik domain, lalu menawar sejumlah harga supaya si empunya bersedia menyerahkan nama domainnya kepada kami. Namun demikian, kami harus merasa was-was karena bisa saja si pemilik membanderolnya dengan harga tinggi.

Bagi kami, yang memulai usaha dengan dana minim, hal itu tentunya harus dihindari. Selain menguras modal usaha, belum tentu nama domain itu menjadi daya tarik yang mampu menciptakan traffic tinggi sewaktu kami kelola nantinya.

Nama Domain seperti Judul Artikel

Bagi siapa pun yang ingin membikin website, penentuan nama domain adalah yang paling penting. Nama domain haruslah dipilih, ditimbang, dan dipikirkan secermat mungkin untuk kemajuan website yang akan dibuat kelak.

Jangan sampai kita sudah menggelontorkan banyak duit untuk menggunakan jasa pembuatan website, tetapi website yang sudah jadi malah gagal menarik banyak pengunjung lantaran nama domainnya susah dieja, atau mudah dilupakan. Semua itu tentunya akan berujung pada kerugian bagi siapa pun yang punya keinginan membuat web.

Bagi sebuah website, nama domain ibarat sebuah judul pada artikel. Agar membikin sebuah artikel yang menarik minat banyak pembaca, seorang penulis wajib memikirkan betul-betul judul untuk artikel itu. Si penulis harus memutar otak untuk memperoleh daftar judul unik, yang dapat memancing perhatian pembaca.

Semua itu perlu dilakukan agar tulisan yang sudah susah-payah dibikin tidak dianggap seperti “angin lalu” oleh para pembaca. Percuma saja kita duduk mengetik selama berjam-jam, kalau ujung-ujungnya tulisan yang kita bikin diabaikan begitu saja hanya karena judulnya enggak memikat.

Hal itu juga berlaku untuk pemilihan nama domain website. Sewaktu akan membuat sebuah web, kita kudu memikirkan nama domain yang menarik. Kalau bisa, namanya unik, enak didengar, enak dilihat.

Namun demikian, jangan pula kita berpikiran eksentrik sehingga asal memberi nama domain. Kan yang penting unik? Betul. Namun, kita juga harus mempertimbangkan kesesuaian antara nama domain dan konten website.

Kalau enggak, website kita akan mirip seperti berita “hoax” yang banyak bertebaran di media sosial. Judulnya saja bombastis, tapi isinya sampah.

PANDI, Lembaga yang Berwenang Mengatur Tata Kelola Nama Domain

Di Indonesia sendiri ada sebuah lembaga yang mengurus persoalan nama domain. Namanya PANDI alias Pengelola Nama Domain Internet Indonesia. Lembaga itu bisa menjadi tempat untuk mendaftarkan nama domain yang sudah kita siapkan.

Selain itu, sewaktu akan didaftarkan, PANDI juga akan mengecek apakah nama domain itu sudah dipakai atau belum. Hal itu tentunya penting dilakukan supaya tidak terjadi sengketa nama domain pada masa depan.

Sengketa biasanya terjadi jika situasinya begini. Ada seorang warga bernama Asep Chairul Candra yang memiliki nama domain acc.my.id (ACC di sini adalah akronim dari nama lengkap Asep). Karena ia telah memiliki second level domain my.id, Asep berhak mendaftarkan dan membeli nama domain acc.id tersebut.

Sementara itu, di Indonesia ternyata ada perusahaan pembiayaan kendaraan mobil bernama Astra Credit Companies yang sering disingkat ACC. Perusahaan itu pun mendaftarkan domain dengan nama yang sama. Jika demikian, Asep dan Astra Credit Companies akan terlibat sengketa nama domain.

Hal itu tentunya harus dihindari. Apalagi kalau sudah dibawa ke ranah hukum, bisa-bisa urusan jadi tambah rumit hanya kedua pihak memperebutkan nama domain yang sama. Nah, itulah fungsinya pengecekan nama domain.

Kemudian, barangkali ada di antara pembaca yang penasaran berapa sih harga domain di Indonesia? Harga untuk satu nama domain ternyata terbilang murah. Hanya 136.000 rupiah. Pembayarannya bisa dilakukan via transfer di lembaga yang bersangkutan.

Dengan melakukan pembayaran itu, berarti nama domain itu sudah menjadi hak milik, yang sudah tak dapat diganggu-gugat oleh pihak lain, kecuali kalau ada pihak tertentu yang berniat membelinya dari kita. (Ngomong-ngomong, kasus pembelian domain yang sudah jadi hak milik sudah sering terjadi lho. Bahkan nilai transaksinya fantastis. Misalnya saja pada tahun 2014, Amazon rela merogoh kocek hingga 55 miliar rupiah hanya untuk mendapat sebuah domain .buy!)

Jadi, pembaca yang punya mimpi akan membuat website suatu saat nanti, mulai sekarang bisa memikirkan nama domain yang cocok, serta buru-buru mengambilnya kalau sudah merasa mantap. Jangan sampai nama domain yang sudah dipikirkan malah sudah “dicaplok” orang lain terlebih dulu, seperti kasus yang saya alami.

Salam.

Refrensi:

“Nama Domain Ditawar Rp 55 Miliar, Google Menyerah”, www.kompas.com. Diakses pada tanggal 23 November 2016.

“Sebelum Sengketa, Pemilik Merek Perlu Amankan Domain ‘Apapun.id’”, www.kompas.com. Diakses pada tanggal 23 November 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun