Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"2 Cara Supaya Tetap Mampu Bersukacita di Tengah Penderitaan"

25 Mei 2022   13:56 Diperbarui: 25 Mei 2022   13:58 1634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

Sahabat Pembaca yang bijaksana! Nabi Habakuk mengalami dan merasakan dampak dari pembuangan yang mereka alami selama di Babael (Hab. 1:2-3). Bangsa Israel tampak sengsara, menderita bahkan Nabi Habakuk sendiri merasa mereka diperlakukan dengan tidak adil. Namun ditengah-tengah krisis dan badai yang menimpa bangsa Israel, Nabi Habakuk sendiri tetap mampu bersukacita dan tetap berpengharapan bahwa Tuhan akan memberi keselamatan dan pertolongan baginya dan bagi bangsanya (Hab. 3:18).

Nabi Habakuk mengungkapkan bawah sekalipun realitas di sekitarnya tidak seperti yang diharapkannya namun hal tersebut tidak akan mengurangi sedikitpun sukacita dan keyakinannya akan pertolongan dan keselamatan dari Tuhan. Sahabat Pembaca yang bijak sana, sama seperti Nabi Habakuk, sebagai anak-anak Tuhan, anda juga harus mampu bersukacita bahkan meyakini Tuhan akan menyelamatkan anda dari setiap badai yang anda lalui. Jangan sampai situasi sulit yang terjadi dalam hidup, mengurangi dan mengubah sukacita anda. Dengan belajar kepada nabi Habakkuk, maka supaya anda tetap mampu bersukacita dan menyakini bahwa Tuhan akan menyelamatkan dan memberi pertolongan dari penderitaan atau badai yang sedang dihadapi, paling tidak ada dua cara yang harus anda lakukan, yakni:

Kesatu, tetap membangun persekutuan dengan Tuhan (Hab. 2:1-2). Sahabat Pembaca yang bijaksana, ketika Nabi Habakuk mengalami badai akibat pembuangan yang mereka alami, nabi Habakuk ternyata senantiasa membangun persekutuan dengan Tuhan. Ia membawa perkara yang dihadapi bangsa Israel kehadapan Tuhan dan senantiasa menantikan firman Tuhan untuk dilakukan.

Persekutuan Nabi Habakuk dengan Tuhan membuatnya mengenal Tuhan dengan baik. Hal ini membuatnya tetap mampu bersukacita sekalipun masih dalam badai bahkan Nabi Habakuk menyakini bahwa Tuhan akan menyelamatkan dirinya dari penderitaan yang mereka alami di pembuangan. Demikianlah dengan anda anak-anak Tuhan, jika anda terus membangun persekutuan dengan Tuhan dan senantiasa merenungkan firman Tuhan maka anda akan memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan. Pengenalan yang benar akan Tuhan maka anda akan memampukan anda untuk tetap bersukacita, bahkan meyakini bahwa Tuhan pasti menyelamatkan, serta memberi pertolongan bagi anda sehingga anda dimampukan untuk melewati badai atau penderitaan yang sedang berlangsung.  

Kedua, senantiasa merenungkan perbuatan dan mujizat Tuhan pada masa lalu (Hab. 3:1-2b). Sahabat Pembaca yang bijaksana, Nabi Habakuk tampaknya merenungkan segala perbuatan dan keajaiban yang diperlihatkan Tuhan kepada leluhurnya ketika bangsa Israel masih ada dalam perbudakan Mesir sampai merebut tanah Kanaan.

Nabi Habakuk mengingat sepuluh tulah yang dilepaskan Tuhan bagi bangsa Mesir supaya mereka melepaskan bangsa Israel (Hab. 3:4). Nabi Habakuk merenungkan bangsa Israel pernah berjalan di tanah yang kering melewati Laut Terbaru dan Sungai Yordan ketika menuju tanah Kanaan. Nabi Habakuk juga merenungkan dan mengingat setiap kemenangan yang Tuhan berikan bagi bangsa Israel untuk melawan musuh-musuh mereka sampai bangsa Israel menduduki tanah Kanaan.

Nabi Habakuk juga merenungkan kedaulatan Tuhan atas alam semesta ketika Tuhan membuat matahari dan bulan berhenti ditempatkan ketika bangsa Israel dibawah kepemimpinan Gideon memburu musuhnya (Hab. 3: 6-12). Semua perbuatan dan keajaiban Tuhan inilah yang direnungkan oleh Habakuk sehingga, dia tetap mampu bersukacita dan meyakini bahwa Tuhan akan menyelamatkanya. Nabih Habakkuk punya keyakinan, kalau di masa lalu bangsa Israel mengalami mujizat dan perbuatan ajaib dari Tuhan, demikian juga pada masa kini, tepatnya ketika mereka berada di pembuangan, Tuhan juga akan menunjukkan mujizat dan pertolongannya. Hal ini terbukti, ketika bangsa Israel sudah tujuh puluh tahun berada di pembuangan, Tuhan kembali membawa mereka ke tanah Kanaan, tanah leluhur nenek moyangnya.

Sahabat Pembaca yang bijaksana, demikian juga dengan anda, supaya anda tetap mampu bersukacita dan meyakini pertolongan dan keselamatan dari Tuhan atas badai dan penderitaan yang anda alami, anda juga bisa merenungkan setiap perbuatan dan keajaiban yang Tuhan yang diperlihatkannya di masa lalu. Keajaiaban dan mujizat Tuhan di masa lalu dapat anda baca dan teliti dalam andab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Selain itu, secara pribadi anda juga dapat merenungkan perbuatan Tuhan yang ajaib yang pernah anda alami sebelumnya. Bahkan anda juga bisa mendengar perbuatan dan mujizat Tuhan melalui kesaksian orang percaya lainya. Semua mujizat dan perbuatan Tuhan yang anda temukan dalam Alandab, termasuk dari kesaksian orang lain akan memampukan anda untuk tetap bersukacita dan menyakini bahwa pada msa sekarang Tuhan juga mau dan sanggup memberi keselamatan dan pertolongan bagi anda.

Sahabat Pembaca yang bijaksana! Jadi, berdasarkan pengalaman Nabi Habakkuk, anda akan tetap mampu bersukacita dan meyakini pertolongan Tuhan ketika melewati penderitaan apabila anda tetap membangun persekutuan dengan Tuhan dan senantiasa merenungkan perbuatan dan mujizat Tuhan yang terjadi di masa lalu yang anda bisa temukan dalam Alkitab termasuk dalam kehidupan anda di masa lalu dan kesaksian orang Kristen yang lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun