Mohon tunggu...
Adhi Saputra Batubara
Adhi Saputra Batubara Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Whatever Your Problem Smile

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ternyata Kita Beda dalam Menerjemahkan

24 Agustus 2023   00:40 Diperbarui: 24 Agustus 2023   00:41 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/Carolyn de Moya

Tafsir kata, dalam hening kata-kata
Mengalir makna di setiap jeda
Takdir merajut, pada benang merah
Tapi dalam menerjemah, kita berbeda.

Bunyi lirih, menggema dalam jiwa
Namun arti tak selalu sama terurai
Seperti sang embun pada subuh ria
Makna terpecah, setiap mata meraih.

Kita berjalan dengan pemahaman sendiri
Mengurai kalimat, hingga berbeda rupa
Oh, betapa indahnya ragam persepsi
Tapi juga menyulitkan, bila tak seirama.

Kau lihat biru, aku sebut namanya langit
Kau sapa hijau, kutafsirkan hutan yang rindang
Tak salah, tak benar, kita hanya berbeda
Dalam menerjemahkan, dunia tak pernah padang.

Takdir memintal benang-benang takdir
Kita saling silang di simpul-simpulnya
Tapi janganlah terhenti pada perbedaan
Kita satu dalam makna yang menghunjam dalamnya.

Biarlah kata-kata berpadu dalam tarian
Makna yang beragam, menjadi harmoni
Ternyata kita beda dalam menerjemahkan
Namun bersatu dalam dunia yang penuh warni.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun