Mohon tunggu...
Adhin Busro
Adhin Busro Mohon Tunggu... -

Seorang blogger yang menyukai ilmu dan hikmah spiritual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Mengharukan, "Badai Pasti Berlalu"

31 Januari 2014   21:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:17 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua bulan kemudian, pembicaraan Zul dengan Customer service
"Maaf Mbak, Pak Amat staff di pabrik ini dimana ya? Kok saya sudah tidak pernah lihat?"
"Kenapa Pak?"
"Karena bantuannyalah saya bisa menang tender dan mendapat rezeki besar, sehingga saya bisa beli rumah cukup besar buat istri dan keluarga saya, saya mau berterimakasih kepadanya"

Yah tidak selamanya ada badai. Kata orang badai pasti berlalu. Begitulah keadaan Zull. Berkat bantuan Pak Amat Zul bisa menang tender dalam jumlah yang sangat besar. Bonusnya lebih dari cukup untuk membeli rumah dan ruko untuk usaha baru yang sedang dia rintis. Bukan motor butut lagi kepunyaan Zul, namun mobil sedan baru. Masih mengkilap. Bahkan uang Zul masih tersisa banyak padahal sudah di belanjakan untuk membeli barang ini dan itu. Satu lagi Zul sudah punya bayi laki-laki yang lucu. Istri Zul melahirkan di Rumah Sakit swasta terbesar di ruang VIP. Besar sekali karunia yang Zul terima dari Tuhan padahal 3 bulan yang lalu Zul bukan apa-apa alias masih fakir bin miskin.

Zul mendapatkan semua itu setelah tendernya menang. Tender dalam jumlah puluhan milyar sehingga bonusnya ratusan juta rupiah. Zul ingat bahwa kemenangannya tak lepas dari pertemuan dengan Pak Amat secara tidak sengaja. Makanya kemudian Zul mencari beliau.

"Pak Amat yang mana ya?" tanya customer service agak heran
"Staff pabrik mbak, laki-laki setengah baya dengan janggut yang agak tebal?"

Customer service melakukan pengecekan karyawan di Pabrik itu, setelah beberapa menit dia menggelengkan kepala.

"Pak, setelah saya cek tidak ada yang bernama Pak Amat di pabrik ini, bahkan dari dulu sampai sekarang tidak ada"
"Masak sih mbak?" Zul benar-benar kaget dibuatnya


Zul kemudian teringat kata-kata terakhir Pak Amat, kata-kata terakhir yang membuat Zul sedikit merinding.

"Dik, berterimakasihnya sama Allah ya?, kalau mau berterimakasih misalnya lagi banyak rezeki, dik Zul bisa bagi kebahagiaan kepada anak yatim, khan berbagi sama orang tua dan fakir miskin sudah, Insya Allah berkah, jangan lupa diri kalau lagi banyak rezeki ya nak?" Kata Pak Amat dengan senyumnya yang sangat indah bak senyuman malaikat, dimana zul belum pernah melihat senyuman seindah itu sebelumnya. Bagaimana Pak Amat bisa tahu bahwa Zul pernah memberikan seluruh gajinya kepada emak dan ibu pemulung? Tidak mungkin ada yang tahu kecuali Zul dan istrinya. Apalagi Pak Amat yang baru saja kenal.
"Baik pak, makasih" Kata Zul waktu itu nggak ngeh
"Mau kemana Pak" Tanya Zul yang melihat Pak Amat sepertinya hendak pulang menerobos hujan
"Mau Pulang Dik, assalamualaikum"
"Pulang kemana Pak?" Tanya Zul waktu itu tidak sempat menjawab salam
"Ke langit Dik?"

Waktu itu Pak Amat pamit dan Zul tidak sempat menjawab salamnya. Itulah pembicaraan terakhir dengan Pak Amat. Saat itulah Zul baru paham. Jangan-jangan memang benar pulang ke langit? Tubuh Zul mulai lemas setelah sadar dengan kejadian waktu itu. Dengan bibir bergetar Zul berkata

"Waalaikum salam Pak Amat, waalaikum salam warohmatullaahi wabarokaatuh" Jawab Zul sambil terbata-bata dan dadanya bergetar

Kaki Zul Goyah, bibir bergetar. Tak menyangka Zul diperhatikan Tuhan dengan karunia besar. Seluruh mahluk boleh menghina Zul, tetapi Allah tetap mengasihi dan menyayangi Zul. Seluruh mahluk boleh memusuhi Zul namun Allah tetap sayang kepadanya. Karena memang Allah Maha Pengasih dan Penyayang, yang tiada batasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun