Mohon tunggu...
Adhe Junaedi Sholat
Adhe Junaedi Sholat Mohon Tunggu... Buruh - Memahamimu. Memahamiku

Catatan pendek dari pikiran panjang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hutan Pinus Lenong, Magnet Bagi Para Pelancong

7 Februari 2022   23:02 Diperbarui: 7 Februari 2022   23:10 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Model diperankan oleh Nurhikma

Di sepanjang wilayah itu, kondisi jalan tak lagi bersahabat. Meski tengah dalam proses pengerjaan pengerasan dan pelebaran jalan, beberapa titik kondisinya masih sangat parah. Berbatu dan di titik lain digenangi lumpur.

Kecepatan rata-rata sepeda motor harus turun hingga 15-25 Kilometer (Km) per jam. Kondisi jalan seperti itu banyak menyita waktu, menguras tenaga dan tentu menyesakkan. Butuh satu jam melewatinya, padahal jaraknya hanya 15 Km.

Tapi kelelahan itu terbayarkan sesaat memasuki gerbang selamat datang di Kota Mamasa. Daerah yang dijuluki Bumi Kondo Sapata, itu, terkenal dengan kekayaan alam dan budayanya. Tapi tunggu dulu, tujuan utama bukan kota Mamasa, melainkan Desa Tondok Bakaru. Jaraknya cukup dekat, kurang dari 20 menit.

Petunjuk arah cukup lengkap. Memudahkan penulis sampai ke tujuan. Semakin menarik karena agar sampai ke desa itu, penulis melewati sungai dan hamparan sawah yang hijau dan eksotis. Penulis merekam baik setiap senti perjalanan menggunakan motor selama kurang lebih lima jam dari Mamuju.

"Akhirnya sampai. Tadi yang cantik itu hamparan sawahnya, yang kita lewati. Sekarang hutan pinusnya yang mirip dengan di Malino, Sulsel. Tapi ini pohonnya masih muda, masih segar," sahut Abri, saat hendak membayar retribusi masuk.

Setelah membayar uang masuk sebesar Rp 3 ribu per orang, penulis kemudian masuk di kawasan hutan pinus. Satu per satu pohon mulai dilewati. Pohon-pohonnya cukup lebat dan menjulang tinggi ke cakrawala.

Hamparan sawah yang amat luas terlihat dari atas bukit tempat pohon pinus berjejeran rapi. Udara dingin cukup menembus pori-pori. Membuat penulis seperti anak kecil yang menemukan mainan baru. Sangat bersemangat.

Sama halnya dengan pengunjung lain, penulis juga tak mau ketinggalan mengabadikan momen di beberapa spot yang telah disediakan. Kebetulan waktu itu lagi ramai. Rekan dari Mamuju juga ada di sana.

"Sudah pernah ke Mamasa, tapi ini baru pertama kali juga ke Tondok Bakaru. Cantik, cocok untuk liburan keluarga, apalagi di bawah tadi banyak bunga-bunga," kata seorang pengunjung, yang dari Polman.

Pengelola Hutan Pinus Lenong, di Desa Tondok Bakaru, Samuel bahkan menyebutkan, sejak dibuka untuk umum Hutan Pinus Lenong sudah dikunjungi sekira 100 ribu orang. "Bahkan untuk Desember 2021 sampai sekarang, pengunjung yang tercatat itu sudah mencapai 12 ribu lebih pengunjung," sebut Samuel.

Pengunjung, kata Samuel, datang dari berbagai wilayah di luar Mamasa. Bahkan, ada dari Jawa langsung ke Desa Tondok Bakaru, untuk menikmati hutan pinus seluas 2 hektar, itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun