Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem Melalui Industri Rumahan Gula Aren

7 Januari 2024   00:00 Diperbarui: 8 Januari 2024   09:15 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Bahan-bahan untuk membuat gula aren. (Sumber:  SHUTTERSTOCK/STOCKIMAGESFACTORYCOM via kompas.com)

Tanaman  Aren di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten banyak tumbuh melimpah ruah di daerah Pandeglang Selatan khususnya di Kecamatan Sentra Gula Aren seperti Cibaliung, Munjul dan hampir ditemui tersebar di seluruh wilayah kecamatan tumbuh pohon yang memiliki nama latin arenga pinnata ini.

Umumnya pohon jenis falm ini terdapat di daerah lembah dan perbukitan, sehingga tanaman aren dapat tumbuh dengan subur secara alami. Hal tersebut mendukung upaya konservasi lantaran akar dari tanaman aren dapat menyimpan air, sehingga menahan terjadinya erosi.

Lain itu, banyak manfaat yang diperoleh warga setempat dengan adanya tumbuhan yang mirip pohon kelapa sawit ini diantaranya, pembuatan gula aren, bijinya dapat diolah menjadi panganan lokal kolang kaling, daunnya bisa dibuat atap rumah sederhana, sapu lidi atau sapu ijuk, hingga tepung sagu dari batang pohon aren.

Nah, dari beragam manfaat yang ada tersebut, pembuatan gula aren menjadi salah satu sumber utama kehidupan warga setempat. Ya, gula aren merupakan salah satu produk olahan hasil pertanian yang diperoleh dari sadapan pohon aren yang disebut nira. 

Lalu, nira diolah menjadi gula dalam berbagai bentuk produk olahan jadi berupa gula batok, gula semut, silinder, gula kristal, gula tepung, bahkan produk minuman berbahan dasar gula aren.


Secara umum, proses pengolahan gula aren dimulai dari proses pengambilan air nira dari pohon aren dengan cara menyadap menggunakan bumbung dari bambu yang dirancang khusus. 

Kemudian para petani gula aren naik ke pohon dan memasang bumbung selama 1 hari untuk setiap pohon, selanjutnya air nira yang didapat dikumpulkan. Lalu diolah dengan cara dipanaskan pada wadah atau wajan sambil diaduk hingga mengental kemudian dipindahkan kedalam cetakan.

Proses Pengayakan Gula Semut / Dokumentasi arentanusantara.com
Proses Pengayakan Gula Semut / Dokumentasi arentanusantara.com

Selain proses kristalisasi atau proses gula nira dari cair menjadi padat, saat ini kebutuhan pasar akan gula aren khususnya gula semut yang banyak diminati, maka perlu adanya alat yang bisa membuat gula semut. 

Khususnya dalam proses pengayakan. Pasalnya, proses pengayakan saat ini kebanyakan masih menggunakan cara tradisional yakni gula aren diayak menggunakan saringan yang dipegang pakai tangan. Kemudian digoyang-goyang, sehingga serbuk gula aren turun dengan tingkat kekasaran sesuai dengan hasil ayakan.

Produk olahan gula aren memiliki warga coklat, aroma wangi, dan rasa manis yang khas. Dibandingkan dengan produk olahan jenis gula pasir, tentu penggunaan gula aren sebagai pemanis alami jauh lebih sehat lantaran kandungan nutrisinya yang lebih lengkap. 

Gula aren memiliki kandungan mineral yang lebih tinggi dari pada gula pasir. Selain itu, gula aren mengandung vitamin B2, dan jenis mineral lainnya seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium, serta kandungan zat besi.

Baca juga : Menghalau Kemiskinan Ekstrem dengan Menjadi Petani Produktif

Gula Aren Daun Salak Asal Cibaliung

Dokumentasi Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Cibaliung
Dokumentasi Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Cibaliung

Saya sendiri termasuk penikmat gula aren. Biasanya gula aren saya beli langsung dari Pasar Sukajadi ketika berkunjung ke Kecamatan Cibaliung, dimana kami memiliki cabang pelayanan kesehatan hewan Puskeswan Pembantu.

Ketika saya membelinyapun tak banyak, mengingat ukuran gula aren versi Cibaliung sangat besar - sekira 750 gram - berbeda ukuran dengan gula aren biasa yang tersedia dipasaran lain. Jika kita melintas ke Cibaliung, di sepanjang jalan pasar itu nampak terlihat gula-gula aren berbungkus daun salak bergelantungan berjajar yang dijual dengan harga sekira Rp15.000 -Rp20.000 persatu ikat.

Harga pasaran itu lumayan murah lantaran ukurannya yang jumbo dan diolah oleh tangan-tangan trampil pengrajin gula aren turun temurun dengan aroma wangi dan rasa manis khas gula aren Cibaliung. 

Maka tak heran gula aren berdaun salak ini jadi salah satu primadona oleh-oleh wisatawan yang melintas jika berkunjung ke Pandeglang selatan. Selain itu tersedia gula aren dalam bentuk cair dan gula semut aren yang dijual sekitar pasar Sukajadi Kecamatan Cibaliung.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang, luas lahan aren di Kecamatan Cibaliung sekira 11,10 hektar (ha). 

Di sini mereka sudah turun temurun menjadi pengrajin gula aren, semuanya rata-rata meneruskan pekerjaan orang tua lantaran hampir setiap kebun ada pohon arennya.

Menurut catatan DPKP Pandeglang juga, aren atau dalam bahasa sunda disebut kawung, hampir dari seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk yang mempunyai nilai jual.

Berbagai macam produk yang berasal dari pohon kawung. Diantaranya, mayang dari tongkol yang menghasilkan nira untuk diolah menjadi gula aren, buah kawung untuk diolah menjadi kolang kaling. 

Selain itu, empelur batang kawung untuk diolah menjadi tepung (aci kawung), daun kawung untuk lapisan tembakau (rokok kawung), lidi kawung untuk sapu, ijuk untuk sapu, kuas, atap dan lain-lain. Sayangnya, warga masyarakat dan petani setempat hanya memanfaatkan sebagai penghasil nira untuk pembuatan gula aren.

Pun demikan berkah dari banyaknya pohon Kaung di Kecamatan Cibaliung tentunya juga memberi pemasukan pundi-pundi cuan, meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat, hingga mampu mengentaskan kemiskinan petani setempat.

Baca Juga : Tekan Risiko Anak Stunting Melalui 5 Pilar STBM

Gula Semut Aren Banten Nusantara

Proses Pengolahan Gula Semut / Dokumentasi arentanusantara.com
Proses Pengolahan Gula Semut / Dokumentasi arentanusantara.com

Berkah serupa dialami petani di Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang dimana gula aren telah menjadi komoditas unggulannya. Hal itu berkat kreativitas seorang petani milenial asal Desa Pesanggrahan Kecamatan Munjul yang sejak 2015 ber-inisiatif memajukan kesejahteraan warga lokal dengan memanfaatkan produksi aren yang melimpah di sekitar tempat tinggalnya.

Informasi tersebut saya peroleh melalui akun YouTube Tani Inspirasi yang disebar melalui WAG kantor.  Dalam video itu diceritakan kiprah bagaimana seorang petani milenial mengawali bisnisnya mengelola potensi aren di daerahnya sejak duduk di bangku perkuliahan hingga akhirnya kini sudah beromzet ratusan juta. 

Tak hanya memperkaya diri, melalui kelompok tani dan koperasi yang ia bangun, keberadaannya membawa sejahtera petani di sekelilingnya. 

Ia dan para petani aren setempat berkolaborasi memproduksi beragam olahan gula aren dalam beberapa jenis produk untuk menambah nilai jual diantaranya memproduksi gula aren semut, gula aren cair, gula aren jahe, gula aren temulawak. Selain itu olahan gula aren juga diproduksi dalam bentuk serbuk minuman jahe, temulawak, dan jahe kunyit.

Untuk menjaga pasokan bahan baku gula aren dilakukan pola pemberdayaan petani setempat dengan menerapkan system kontrak farming, dimana semua bahan baku gula aren yang diperoleh dari sejumlah petani aren setempat. 

Sehingga dengan begitu, petani aren di sini sudah punya pasar yang pasti. Bahan baku tersebut selanjutnya diolah dengan dipanaskan di dalam wajan hingga membentuk kristal. Setelah itu, gula aren dikemas mulai dari gula aren semut, gula aren cair hingga gula aren serbuk.

Nah, agar usaha olahan gula aren bisa berkelanjutan, dilakukan pembinaan terhadap kelompok petani aren setempat. Sekurangnya sudah tiga kelompok petani aren yang sudah menghasilkan gula aren yang dibina Petani Milenial bernama Sarnata, yakni Kelompok Tani Mekar Sari, Berkarya dan Harapan Mulya. 

Selain itu, ia juga membina dan bermitra dengan beberapa kelompok petani aren lainnya yang baru mulai mengembangkan usaha olahan gula aren.

Hasil produksi olahan gula aren tersebut kemudian dipasarkan dengan nama produk Arenta. Arenta sendiri merujuk dari kependekan dari Aren Banten Nusantara. 

Kang Nata begitu ia saya sapa menuturkan bahwa produknya telah dipasarkan beberapa wilayah di Indonesia diantaranya di Jabodetabek, Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Pulau Bali dan Pulau Sulawesi serta Pulau Kalimanatan. Produk Arenta sendiri juga telah dikenalkan ke negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Sang pemilik merk gula semut Arenta ini mengaku, gula semut Arenta selain dipasarkan melalui online juga banyak ditemukan di sentra-sentra pangan lokal dan toko oleh-oleh di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten/Kota Serang dan Kota Cilegon. Menurutnya, gula semut Arenta miliknya dibandrol dengan harga yang relatif murah sekira Rp27.000-Rp30.000/kg.

Meski punya pasar luas yang menjanjikan, nyatanya industri gula semut Arenta masih tergolong usaha kecil atau menengah. Karena itu, untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, ia pun kerap mendapat pembinaan dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang.

Selain dibina, pada 2017 pernah mendapat bantuan prasarana dan sarana paska panen berupa bantuan mesin oven, mesin panggang, mesin kristalisasi dan mesin penepung dari Ditjen Perkebunan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang.

Baca juga : Membangkitkan Potensi Ekonomi Pulau Tunda Melalui Pariwisata Berkelanjutan

Sejahterakan Petani Aren


Didasari oleh kearifan lokal yang ingin melestarikan pengrajin gula aren dengan cara meningkatkan kreativitas untuk meningkatkan kesejahteraan para petani setempat. 

Pada tahun 2018, Sarnata dan petani aren setempat mendirikan Koperasi Anugerah Aren Banten Nusantara (Arenta) Koperasi Primer yang bergerak dibidang produsen olahan gula aren dan minuman serbuk rempah sekaligus menjual gula aren sebagai kegiatan utamanya.

Sampai dengan saat ini Koperasi Anugerah Arenta sudah memiliki anggota sekitar 76 orang, sebagian besar dari pada keanggotaannya adalah para pelaku produksi gula aren di wilayah desa dan sekitarnya.

Kendati secara umum proses bisnis Koperasi Anugerah Arenta sudah berjalan dengan baik dan mampu memenuhi permintaan pasar yang telah tercipta. 

Namun kendala yang sering dihadapi usaha perkoperasiannya adalah belum memiliki mesin produksi yang memadai untuk produksi skala besar. Hal ini berdampak pada proses produksi yang belum mencapai titik efisiensi yang diinginkan.

Banyak calon pembeli yang menginginkan produk dalam jumlah besar. Tapi terhalang oleh penawaran harga yang belum sesuai dengan biaya proses produksi. 

Hal ini dapat diatasi apabila Koperasi Anugerah Arenta dapat meng-upgrade mesin produksi sehingga dapat menekan harga pokok produksi ke titik yang paling ekonomis.

Sementara itu, hasil olahan gula aren yang mulai beragam seperti olahan minuman berimbas positip juga ke daerah sekitar yakni naiknya permintaan komoditas seperti kunyit, temulawak, dan jahe.

Pengolahan komiditas kunyit, temulawak, dan jahe sebelum dicampur dengan gula aren masih dilakukan sendiri. Belakangan kemudian Koperasi Anugerah Arenta sudah membuat tempat pengeringan komiditas tersebut dengan menggunakan tenaga listrik dari panel surya. Hal ini dinilai lebih efisien lantaran sebelumnya proses pengeringan masih menggunakan oven dari bahan bakar gas.

Terkait hal itu, selain urgen meng-upgrade mesin produksi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas gula aren guna menembus pasar global, dibutuhkan konsistensi dari sisi kualitas dan kuantitas produk harus menjadi perhatian utama. 

Hal lainnya adalah dalam skala produksi yang lebih besar kualitas produk harus tetap sama dengan produk yang di buat dengan skala yang lebih kecil. Selain itu jaminan bahwa stok produk selalu bisa menutup permintaan yang ada selalu dipertahankan.

Salam Literasi

Ade Setiawan, 06.01.2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun