Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Desember di Antrian Kalender

13 Desember 2018   17:46 Diperbarui: 13 Desember 2018   18:08 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan, seperti memahami semak yang menyerabut di mata basahku. Sedangkan bisunya beranda sajak, lupa tempat untuk sebuah waktu kebangkitan.

Hai, penghuni jalanan! Ini sudah larut bukan? Meskipun kita berbeda pemahaman, tetapi mari menukar mimpi dengan tenang, bersama secangkir kopi yang baru saja di rencanakan untuk tingkat kematangannya.

Semakin lama berbicara mungkin tidurmu akan lebih nyenyak, tanpa perasaan cemas kepada biji Desember yang akan segera pergi berlayar entah kemana. Padahal musim yang di tinggalkan November masih menyerang rongga-rongga dada dan debitnya sangat mengguncang jiwa.

Entahlah! Mari kita menggiring rasa dingin menuju perigi, dengan alam lain yang akan menjaga kesadaran kita. Esok mungkin derajat kita naik ke atas langit. 

Bismillah   

Bekasi, 13 Desember 2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun