Hujan, seperti memahami semak yang menyerabut di mata basahku. Sedangkan bisunya beranda sajak, lupa tempat untuk sebuah waktu kebangkitan.
Hai, penghuni jalanan! Ini sudah larut bukan? Meskipun kita berbeda pemahaman, tetapi mari menukar mimpi dengan tenang, bersama secangkir kopi yang baru saja di rencanakan untuk tingkat kematangannya.
Semakin lama berbicara mungkin tidurmu akan lebih nyenyak, tanpa perasaan cemas kepada biji Desember yang akan segera pergi berlayar entah kemana. Padahal musim yang di tinggalkan November masih menyerang rongga-rongga dada dan debitnya sangat mengguncang jiwa.
Entahlah! Mari kita menggiring rasa dingin menuju perigi, dengan alam lain yang akan menjaga kesadaran kita. Esok mungkin derajat kita naik ke atas langit.Â
Bismillah  Â
Bekasi, 13 Desember 2018.