Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yanlink dan Mawar Hitam

7 Desember 2018   15:35 Diperbarui: 7 Desember 2018   16:07 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya begitulah! Aku tidak punya makanan matang. Masaklah di dapur. Lain kali masuklah dari pintu. Sebab jendela itu pasti terluka oleh tubuhmu."

"Ok, gadis manis. Kaulah target laparku esok hari."

"Dan kau jatah budakku seumur hidup."

Pria itu sedikit mengeryitkan jidatnya, kemudian menuju dapur dan mengganggap rumah kontrakan Atma, serupa rumahnya. Tetapi Yanlik tidak setuju. Bahkan dia begitu marah dan menggigit-gigit kaki pria itu.

"Hai, Rabbit! Kau nakal!" Sambil memukulnya.

"Hai, dia bukan Rabbit. Tapi Yanlik. Jangan kau nakalin dia. Pergi kau dari rumahku!"

Atma semakin geram dan memukuli pria tak diundang itu.

"Maaf gadis! Aku lapar. Jangan usir aku. Perutku ini sudah hampir gila." Meratap dengan wajah melas seratus derajat Celcius.

"Ok, baiklah."

Atma membiarkan pria itu makan dengan lahap. Sedangkan Yanlik kembali ke pangkuan Atma dan bercengkrama dengan bahasa kasih sayang.

Setelah kenyang, pria itu pergi dan meninggalkan sebuah gelang tangan berbentuk bunga mawar, untuk Yanlik. Atma sempat senang karena Yanlik tidak menolak saat gelang di pakaikan oleh pria itu ke lehernya. Gelang itu cantik dan begitu pas di lehernya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun