HUJAN
Oleh: Ade S
Rintik deraimu sepanjang hari
Bagai sebaris pujian, untaian doa
untuk bumi dan seisinya
Gelap mendungmu penetral bumi
yang telah membara,
oleh ketamakan umat manusia
Rintikmu kau tebar di persada
Sebagai pemohon ampun kepada yang Maha Kuasa
Kasihmu pada bumi seisinya tiada terkira
Kau lindungi bumi dari amarah-Nya
Kelalaian, ketamakan, dan kemalasan,
segelintir  umat manusia.
Merusak sesama dan lingkungan di sekelilingnya.
Hanya untuk mengejar ambisi semata.
Menebarkan virus, meracuni seluruh isi dunia.
Tuhanmu telah memberikan janji-Nya
Setiap yang bernyawa pasti memiliki rezeki-Nya
Yang Ia terbarkan diseluruh alam semesta.
Tidak ada yang cuma-cuma.
Riski itu tidak datang merangkak ataupun memohon kepadamu untuk diterima.
Upaya dan doa sebagai syaratnya.
Yakinlah riskimu tak akan tertukar.
Tapi manusia masih rakus dan tamak.
Masih ingin mengumpul dan merampas rejeki melebihi takaran-Nya.
Semua teraih dengan tipu daya.
Merasa sudah hebat
Merasa sudah menjadi maha.
Dengan harta dan kedudukannya
Ia mampu mengatur semua dengan ucapan dan telunjuknya.
Tapi ia lupa ...
Suatu saat ia akan kembali
Pulang sebagai bangkai terbujur di tanah
Harta, kedudukan, dan kuasanya
Tidak bisa merubahnya
Alam kubur setia menunggu kehadiran, Â hingga Allah membangkitkannya.
Masihkah ketamaan, dengki , iri, sombong
Menjadi  permadani langkahmu di permukaan alam semesta?
Tapi ingatlah ....
hunian terakhirmu
Yang menunggu
Tanpa tanda waktu.
Kembalilah!
Istikomahlah!
Hingga hari itu tiba
Pulanglah dengan senyum.
Bangunlah kuburmu menjadi indah.
Bangunlah dengan rasa syukur dan tetap istikomah.