Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berkarya Yes, Mencela No

17 Mei 2019   06:21 Diperbarui: 17 Mei 2019   06:46 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hai guys, kita lagi makan ayam goreng. Harganya satu porsi Rp 800.000,-. Buat kalian yang enggak punya uang jangan kesini ya?"

"Ih norak." Gumam Hasan di dalam hati.

Dia sedang melihat vlog salah satu youtuber terkenal di Indonesia. Menurutnya, konten dari vlog itu tidak bermakna sama sekali, tapi entah mengapa dia begitu asyik untuk melihat.

Hasan menuliskan kolom komentar di vlog milik youtuber terkenal itu. Tak terasa komentar itu berlanjut hingga adu mulut dengan netizen lain yang tidak sepakat dengan komentarnya.

"Hasan... Sudah azan ashar, ayo ke masjid..."

Ibu mencoba mengingatkannya, namun yang diingatkan tidak bergeming dan terus menatap layar laptop.

"Hasaaan, ayo segera ke masjid!" Suara ibu agak meninggi.

Hasan kaget, tanpa disuruh untuk ketiga kalinya dia bangkit, lalu berwudu dan menuju ke masjid, karena terburu-buru, dia sampai lupa mematikan laptopnya. Dia biarkan laptopnya menyala. Ibu hanya geleng-geleng kepala dan ingin mematikan laptop itu, namun matanya tertuju pada komentar-komentar yang diposting Hasan.

"Masya Allah nak..." Ibu menggumam lirih dan mematikan laptop.

*****

Sekembalinya dari masjid Hasan langsung membuka laptop dan kembali asyik berselancar di dunia maya. Ibu diam-diam mengamati tingkah laku anaknya yang sedang kecanduan internet. Tak lama kemudian beliau mendekati Hasan.

"Nak, kamu lagi ngapain sih?"

"Lagi liat vlog bu." Jawabnya singkat.

"Terus?"

"Sambil kasih komen."

"Komennya kaya gimana nak?"

"Ya gitu."

"Gitu kaya gimana?"

Hasan terdiam. Jawabannya yang singkat ternyata membuat dia mati kutu dan kehabisan kata-kata untuk menjawab.  

"Hasan... Tadi ibu lihat kamu ngasih komen-komen sumpah serapah kan?"

Hasan menunduk karena merasa bersalah.

"Hasan... Ibu enggak ngelarang kamu internetan, cuma kamu harus menjaga sopan santun ketika berkomentar di media sosial entah di facebook, wa, instagram, dll. Ketika di dunia maya, lisan kita berpindah dari mulut ke tangan. Kita jaga tangan agar tidak berkomentar yang bisa membuat kegaduhan seperti menghina, mencela, mengejek, dll."

"Kenapa? Karena seluruh anggota tubuh kita kelak di akherat akan mendapatkan pertanggungjawaban. Maka, persiapakan semua kebaikan agar semua yang kita pertanggungjawabkan bisa berujung di surga."

"Selain itu, harusnya setiap jiwa yang bernyawa harus punya rasa malu ketika melakukan sebuah kesalahan, karena malu merupakan tanda keimanan seseorang. Seperti sabda Nabi SAW: 'Al Hayaau Minal Iman.' Malu adalah sebagian dari iman. Dalam sabda yang lain beliau juga menjelaskan bahwa iman mempunya tujuh puluh cabang. Salah satu cabang itu adalah malu." Ibu berhenti sejenak.

"Hasan malu apa enggak kalo kasih komentar-komentar yang enggak sopan kaya gitu?"

"Maaf bu, Hasan tadi khilaf. Hasan janji enggak akan ngulangi lagi. Hasan ingin jadi anak yang solih dan punya rasa malu seperti nabi." Dia menjawab sambil menunduk, lalu menambahkan.

"Hasan cuma sebal youtuber-youtuber itu. Makannya Hasan komen yang enggak-enggak."

Ibu menghela nafas,

"Nak, kalo kamu enggak suka sama mereka jangan diejek, direndahkan, apalagi dihina. Belum tentu kamu bisa buat vlog kaya gitu. Harusnya kamu balas dengan vlog kamu yang lebih baik. Misal isinya ajakan untuk kebaikan, ceramah singkat, atau membaca qiraah. Menurut ibu itu salah satu cara efektif untuk membalas vlog-vlog tidak bermutu di zaman ini. Ingat, balaslah karya dengan karya bukan karya dibalas dengan cacian. Itu tidak bermoral. Intinya, 'Berkarya Yes, Mencela No.'"

Hasan baru mengerti, ternyata selama ini dia salah. Caci maki bukanlah hal baik yang perlu dia lakukan, justeru dia harus banyak-banyak berkarya agar bisa memberi manfaat.

*****

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang kawan-kawan semua. Tahu enggak sih arti pemuda sumpah pemuda bagi generasi Z seperti kita? Kebanyakan dari kita mungkin tidak tahu apa sih sumpah pemuda itu? Sumpah pemuda itu..."

Hasan bercerita panjang lebar tentang sumpah pemuda. Kini dia sedang belajar menjadi seorang youtuber. Dia berharap, mudah-mudahan karyanya bisa bermanfaat untuk orang lain. Semenjak kejadian beberapa hari lalu, dia sadar bahwa mencela bukanlah perilaku yang terpuji, dia juga ingin menjadi seorang pemuda dengan pribadi mulia seperti Nabi Muhammad SAW.

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun