Mohon tunggu...
Addin Sukma
Addin Sukma Mohon Tunggu... mahasiswa

saya seorang mahasiswa di unisa Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Era post-Truth dan Sistem Pendidikan Tinggi

16 September 2025   23:28 Diperbarui: 16 September 2025   23:28 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari ini Universitas Aisyiyah Yogyakarta mengadakan mataf universitas. pada mataf ini ada 2 pematerian yang disampaikan.

1. Era Post-Truth: Ancaman Baru Bela Negara Oleh Kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K.

Informasi hoaks dan disinformasi menyebar dengan cepat di era digital, memicu perpecahan sosial dan menurunkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia. 39% Mahasiswa Terpapar Mahasiswa terpapar paham radikal menurut penelitian Lemhannas RI 2024

Konsep post-truth menjadi populer pada tahun 2016, saat Oxford Dictionaries menetapkannya sebagai "Word of the Year." Istilah ini merujuk pada keadaan di mana fakta-fakta objektif memiliki pengaruh yang lebih kecil dalam membentuk opini publik dibandingkan dengan emosi dan keyakinan pribadi.

Tantangan utamanya adalah bagaimana mahasiswa menyaring informasi dan menjaga integritas bangsa di tengah arus informasi yang tidak jelas kebenarannya.

1. Mahasiswa menjadi Agen Perubahan dan Penjaga Nilai Bangsa:

-Agent of Change : Penggerak perubahan positif dalam masyarakat dan pembangunan bangsa

-Iron Stock:Cadangan kekuatan bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih baik

-Kekuatan Moral: Penjaga nilai-nilai luhur Pancasila dan integritas bangsa

-Kontrol Sosial:Pengawas jalannya pemerintahan dan pembangunan demokratis

Bela negara bukan hanya soal militer, tetapi sikap aktif: belajar dengan rajin, taat hukum, melestarikan budaya, dan menolak segala bentuk

2. Strategi Mahasiswa dalam Bela Negara di Era Post-Truth

-Literasi Digital Saring sebelum sharing, tanggapi hoaks dengan fakta, dan gunakan teknologi untuk menyebarkan narasl positif tentang Indonesia:

1. Verifikasi sumber informasi

2. Gunakan platform fact-checking

3. Edukasi media sosial yang bertanggung jawab

4. Pendidikan Kewarganegaraan

-Memperkuat pendidikan kewarganegaraan dan bela negara di kampus sebagal fondasi moral dan patriotisme yang kokoh.

1. Diskusi nilai-nilai PPancasia

2. Workshop bela negara

3. Seminar wawasan kebangsaan

4. Kegiatan Sosial Budaya

-Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya yang mempererat persatuan dan menumbuhkan rasa cinta tanah alr yang mendalam.

1. Festival budaya daerah

2. Bakti sosial masyarakat

3. Pelestarlan tradisi lokal

Mahasiswa Kunci Ketahanan Bangsa di Era Post-Truth. Bela negara adalah kewajiban setiap warga negara, terutama mahasiswa swa sebagai generasi penerus dan agen perubahan yang memiliki tanggung jawab besar. Dengan kesadaran tinggi dan peran aktif, mahasiswa dapat melawan disinformasi, menjaga persatuan, dan menguatkan kedaulatan bangsa di tengah tantangan era digital. Mari jadikan bela negara sebagai gerakan nyata di era digital demi masa depan Indonesia yang kokoh dan berdaulat!

2. Sistem Pendidikan Tinggi, Oleh bapak Amika Wardana S.sos., MA.Ph,D

-Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi berawal dari tradisi kuno: Akademi Plato, Nalanda, Madrasah Islam. Universitas abad pertengahan (Bologna, Paris, Oxford): pusat teologi, hukum, filsafat. Fungsi awalnya adalah menjaga kebenaran, mendidik profesional (hukum, medis, birokrasi).

-Perguruan Tinggi Modern

1. Renaisans & Pencerahan: humanisme, rasionalitas, sains.

2. Model Humboldt (abad ke-19): kesatuan riset & pengajaran, kebebasan akademik.

3. Perguruan tinggi jadi instrumen negara-bangsa & modernisasi.

4. Demokratisasi akses: pendidikan jadi hak warga negara.

5. Marketisasi: pendidikan sebagai investasi modal manusia.

6. 21st Century Skills: berpikir kritis, kolaborasi, literasi digital.

7. Peran baru: riset global, civic engagement, solusi isu-isu kemanusiaan.

8. Universitas = ruang pencarian kebenaran + pelayanan kemanusiaan.

-Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah

1. Muhammadiyah mendirikan perguruan tinggi pertama pada tahun 1955 (Universitas Muhammadiyah Jakarta), sebagai kelanjutan komitmen pendidikan sejak berdiri tahun 1912.

2. Jaringan Luas: terdapat lebih dari 163 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PTMA), menjadikannya jaringan PTS terbesar di Indonesia

3. Karakteristik Utama

-Mengintegrasikan Islam Berkemajuan dengan ilmu pengetahuan.

-Menjunjung kemandirian, filantropi, dan inovasi sosial.

4. Orientasi Masa Depan: Menjadi kampus berdampak: unggul dalam mutu akademik, riset, digitalisasi, serta melahirkan lulusan profesional berkarakter Islami dan berkomitmen pada kemanusiaan.

-Menjadi Mahasiswa

1. Menguasai Ilmu dan Keterampilan - Mendalami bidang studi yang dipilih sekaligus mengasah keterampilan berpikir, komunikasi, dan teknologi.

2. Mengembangkan Diri - Membentuk karakter, kemandirian, dan kedewasaan dalam menghadapi tantangan hidup.

3. Berpikir Kritis dan Kreatif - Belajar menganalisis masalah, menemukan solusi, serta berinovasi.

4. Mempersiapkan Karier dan Masa Depan - Menjadi bekal untuk dunia kerja, profesi, maupun pengabdian masyarakat.

5. Memberi Kontribusi pada Masyarakat - Menggunakan ilmu dan kapasitas diri untuk kemajuan bangsa dan kemanusiaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun