Mohon tunggu...
Adam
Adam Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Denotasi Sebuah Fajar

18 Oktober 2016   16:58 Diperbarui: 18 Oktober 2016   17:01 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Keriuhan dunia mulai menetas
Mega harap semakin dingin.
Sisa-sisa malam enggan pergi
Engkau muncul di kerendahan timur, sana.

Indah, rendah menatap kelelapan
Meleburkan julang kesombongan
Indah, menyirami karang keangkuhan.
Datang dari keagungan tangan Tuhan.

Tak ada kicauan murai, hanya do'a
Pompong oleng seketika berlayar
Mengejar ombak-ombak pasang
Mengejar kiyau-kiyau ufuk rindu
Menawarkan rengkuhan sendu haru

Fajar yang terdenotasi merdu.
Merangkai kepingan ombak.
Menyatukan pecahan-pecahan buih.
Tetaplah dicakrawala sana.

Dabo Singkep,2016.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun