Ia dibangun dari pengakuan, empati, dan kesediaan untuk merajut ulang ikatan yang mungkin pernah terputus.
Dan mungkin itulah alasan kenapa ketupat tetap bertahan.Â
Ia lentur, tapi tidak kehilangan makna. Ia sederhana, tapi mengandung kompleksitas makna yang tak lekang oleh waktu.
Dari simbol tradisional, ketupat menjelma menjadi jembatan makna antara masa lalu dan masa kini.
Ketupat mengingatkan kita bahwa dalam dunia yang berubah cepat, kita tetap memerlukan nilai-nilai dasar: kerendahan hati, rekonsiliasi, dan keterhubungan.
Ketupat tidak hanya menyampaikan pesan budaya, tetapi juga  pesan moral kemanusiaan yang selalu aktual.[]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI