Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Penulis - Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belajar kepada Anak Kucing

24 Maret 2018   18:46 Diperbarui: 24 Maret 2018   18:59 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: meongku.com)

Anak kucing yang suka bersembunyi di balik selimut itu mengingatkan masa kecilmu. Masa kau pernah belajar mencari kahangatan cinta selain dari tetek ibumu. Kehangatan cinta yang akan membelenggumu hingga senasib pesakitan di dalam terali emas, bila kau gagal menangkap hakikatnya.

Anak kucing yang gemar memanjat pohon jambu di depan rumah sekadar mengingatkan padamu. Di mana kau harus belajar melihat ke bawah dari ketinggian. Hingga ketika kembali ke bawah, kau tak silau akan ketinggian. Bukankah perbedaan keduanya bertumpu dari mana kau memandang?

Anak kucing yang berkeliaran di luar rumah malam hari mengingatkanmu agar selalu belajar menangkap bayangan dalam kegelapan. Bukan hanya bayangan tikus dan ular, namun pula bayanganmu sendiri yang sering tersingsal di lipatan kealpaan.  Dari anak kucing, kau dapat temukan cahaya Tuhan dalam kegelapan.

-Sri Wintala Achmad-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun