Mohon tunggu...
Achi Hartoyo
Achi Hartoyo Mohon Tunggu... Editor - https://achihartoyo.com/

https://achihartoyo.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Impian Menggali Jejak Purba di Jantung Budaya Batak Toba

20 September 2021   14:52 Diperbarui: 20 September 2021   15:09 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah teriknya musim kemarau, berkunjung ke DSP Toba mampu menjadi oase bagi siapa saja. Birunya air danau yang menyimpan kekayaan biota dan hawa sejuk pegunungan, tak pelak membuat siapa pun yang datang berkunjung selalu terpukau takjub.

Matahari musim kemarau mulai condong ke ufuk barat. Sebentar lagi jejak sinarnya akan tertutup keheningan dan biru malam. Hawa sejuk mulai menyergap. Impian saya berada di DSP Toba seperti nyata.

Jejak Prasejarah Wonferful Indonesia yang Tak Lekang Zaman

Foto: Dok. Pribadi
Foto: Dok. Pribadi
Sebagai konsekuensi tinggal di kepulauan Sabuk Api (Ring of Fire) yang hiperaktif yang membentang dari Sabang hingga Merauke, Nusantara tak hanya mewarisi kekayaan flora, fauna, serta alam yang indah, tetapi juga potensi bencana yang bisa melanda setiap saat.

Sejak kecil kita harus sadar dan bersahabat dengan keberadaan zona geofisika yang mudah bergolak. Pertemuan antara lempeng-lempeng tektonik yang beradu dan melengkung sepanjang kepulauan Nusantara, menjadikan Indonesia tempat yang unik dan sulit ditebak.

Sekitar 69.000-77.000 tahun silam, gunung api purba Supervulcaono Toba bersendawa mengeluarkan material letusan dan meninggalkan jejak yang tak hanya membentuk lanskap Indonesia, tetapi juga kepercayaan dan kebudayaannya yang unik hingga kini. Kaldera bekas erupsi tersebut kemudian terisi air dan menjadi danau terbesar di Asia Tenggara yang kini disebut dengan Danau Toba.

Kemunculan Danau Toba di masa lalu purba turut memusnahkan hampir sebagian besar makhluk hidup. Pasca-erupsi Supervolcano Toba, Bumi disebut mengalami perubahan iklim dan ekosistem ekstrem. Kini, keberadaan gunung api yang berada di bawah danau yang cantik dan menyimpan sejuta misteri ini, sudah dinyatakan "tertidur abadi" oleh para ilmuwan.

Suku-suku yang mendiami wilayah di sekitar DSP Toba seperti Batak Phakpak, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Batak Tobasa, Batak Karo, dan Batak Angkola, secara turun-temurun telah merawat warisan prasejarah DSP Toba. Eksistensinya bisa kita nikmati sampai saat ini.

The Heritage of Toba, dari Parmalim sampai Sarkofagus Tomok, Kubur Batu Khas Suku Batak

Sudah sejak zaman dulu kala, nenek moyang orang-orang yang tinggal di Nusantara mengenal eksistensi Tuhan. Beragam agama Ardhi telah dianut oleh moyang kita, salah satunya Parmalim atau Par ugamo malim. Orang Batak menyembah Tuhan yang mereka sebut dengan Debata Mulajadi Nabolon.

Mengulik kembali bahasa dan penghayat religius kearifan lokal, dalam bahasa Batak Toba, Debata Mulajadi Nabolon memiliki arti Tuhan Yang Maha Awal dan Maha Besar, Dialah Tuhan yang memiliki sifat Maha Pencipta, Maha Menjadikan, Mahakuasa dan Awal mula dari segala yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun