Cabut di asrama merujuk pada tindakan seorang penghuni asrama yang  meninggalkan tempat tinggal asrama tanpa izin dari pihak yang berwenang, seperti pengelola atau pembimbing asrama. Tindakan cabut ini seringkali dilakukan tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya dan bisa menyebabkan sejumlah masalah baik bagi individu yang bersangkutan maupun pihak asrama itu sendiri.
Ada berbagai alasan mengapa seseorang memilih untuk melakukan cabut di asrama. Salah satu alasan yang sering ditemukan adalah rasa bosan atau jenuh dengan rutinitas yang ada di asrama. Terutama bagi kalangan siswa Laki Laki. Banyak penghuni asrama, terutama siswa yang baru pertama kali tinggal di sana, merasa tertekan dengan peraturan ketat dan kehidupan yang terstruktur.
Selain itu, beberapa siswa merasa bahwa mereka tidak diberi cukup kebebasan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginan mereka. Rasa ingin bebas dan merasakan kehidupan di luar asrama dapat memicu keinginan untuk cabut. Hal ini terkadang didorong oleh rasa ingin tahu atau keinginan untuk mencari pengalaman baru di luar pengawasan.
Lingkungan sosial juga berperan dalam tindakan cabut ini. Beberapa penghuni asrama mungkin terpengaruh oleh teman-teman yang sudah lebih sering melakukan tindakan serupa. Pengaruh dari teman-teman yang kurang memperhatikan aturan asrama sering kali membuat seseorang menjadi tergoda untuk mengikuti jejak mereka.
Penghuni yang merasa kesepian atau tidak diterima dalam kelompok juga bisa lebih cenderung untuk mencari pelarian di luar asrama. Ketika seseorang merasa tidak cocok dengan teman-temannya, mereka bisa jadi mencari solusi untuk menghindari tekanan sosial tersebut.
Tindakan cabut di asrama memiliki dampak negatif yang cukup besar. Salah satu dampak yang paling langsung adalah hilangnya kontrol terhadap aktivitas dan kesejahteraan penghuni asrama tersebut. Tanpa adanya pengawasan, penghuni yang cabut bisa terlibat dalam berbagai perilaku negatif, seperti tawuran, narkoba, atau tindakan kriminal lainnya.
Dampak lain yang juga cukup merugikan adalah absennya penghuni dari kegiatan akademik atau kewajiban yang harus dipenuhi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan dalam proses belajar dan mengganggu tujuan utama penghuni asrama, yaitu menyelesaikan pendidikan dengan baik.
Keamanan asrama juga dapat terganggu ketika penghuni melakukan cabut. Pihak pengelola asrama biasanya memiliki prosedur tertentu untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Jika ada penghuni yang cabut tanpa izin, ini bisa menimbulkan kekhawatiran bagi pengelola dan orang tua siswa terkait dengan keselamatan penghuni tersebut.
Selain itu, ketidakhadiran penghuni yang cabut juga bisa membahayakan mereka secara pribadi, karena mereka mungkin terpapar pada situasi berisiko di luar asrama yang tidak dapat dikontrol oleh pengelola atau orang tua.
Bagi pembimbing atau pengelola asrama, cabut adalah masalah yang harus dihadapi dengan serius. Tindakan ini seringkali menambah beban kerja bagi mereka, karena mereka perlu melakukan pencarian dan upaya untuk memastikan penghuni yang hilang tersebut ditemukan dengan selamat.
Kepercayaan antara penghuni asrama dan pengelola bisa rusak akibat tindakan cabut ini. Pengelola asrama mungkin merasa dikhianati atau kecewa karena tidak dapat menjaga penghuni mereka dengan baik.