Mohon tunggu...
Abu Kemal
Abu Kemal Mohon Tunggu... Pensiunan -

- 33 : 70-71

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Resep Maut Benazir Bhuto untuk Putri Presiden

27 Agustus 2011   07:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:26 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menghadepi situasi kayak begitu, mbak Bhuto berpikir keras,  setelah menghirup minuman seteguk, lalu katanya  :   " adikku, sebenarnya ada satu resep  manjur yang harus dilakuken oleh mu dan keluargamu agar cita2mu untuk jadi presiden negaramu tercapai,  akan tetapi aku ragu dan sangsi apakah engaku bisa melaksanaken resep ini sehingga kondisi keluargamu jadi persis seperti kondisi keluargaku,  . . . . . . . . tapi aku ragu".

Mendengar kalimat gurunya, putri sulung seperti mendapat angin sejuk, dan dengan bersemangat dia berseru pada gurunya : " mbak Bhuto,  . . . .  mbak tidak usah ragu, ayo katakan saja resep itu dan aku akan lakukan apapun itu, asal aku dapat segera menjadi presiden di negeriku, ayolah mbak katakan saja, agar aku juga bisa seperti mbak yang mewarisi tahta dari  oom Ali (Ali Bhuto) ayah mbak yang lama menjabat perdana menteri disini" .

Kalimat putri sulung yang merepet bak metraliur itu membuat Benazir mengernyitkan kening, lalu dia berkata :  "iyalah kalau memang itu mau mu, resep ini akan kuberikan padamu, tetapi . . . . . . . . . . .".

Kalimat Benazir yang belum selesai itu  dipotong oleh putri sulung yang  sudah tidak sabar lagi  :  "sudahlah mbaaaaakkk tolong katakan saja, tidak usah mbak merasa bimbang dan  ragu, . . . . . . . . . ayo katakaaaaan mbaaaaaak  ! ! ! !".

Benazir menunduk kan kepala sejenak, lalu  mengambil gelas minuman,  minum beberapa teguk air dari gelas itu,  dan  menyambung kalimatnya  : " resep itu adalah membuat agar kondisimu persis seperti aku, yaitu, . . . . . . .  e . e. e  ayahmu harus mati terbunuh seperti ayahku , dan  . . . . . . . . . . . . . . . . .".

Bak disambar petir disiang bolong, putri sulung mendengar perkataan sang guru,  tidak menunggu kalimat gurunya selesai, putri sulung langsung manjawab  :  " kalo resepnya kaya gitu,  sudah mbak,  gak jadi persiden aku gak patheken  . . . . . . . ".

Tanpa pamit  pada gurunya, klepat . . . . . . putri sulung langsung pulang kembali kenegaranya. Lima jam perjalanan pulang , hanya air mata yang terburai tanpa berhenti, dia ingin segera menemui sang ayah yang sejak lengser dari kursi presiden manjadi sering sakit2an, putri sulung ingin segera sungkem pada ayahnya, ingin mengadu, ingin minta maaf atas kelancangan yang telah dilakukannya.

CUT, .. ...... . . . . . . . . cerita ditutup,   anda tahu siapa "putri sulung"  . . . . . . . ?

Ah, bisa saja anda.


oleh  ;  abu kemal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun