Malam ini kukirimkan lagi kisah keluarga padamu
Cerita yang berulang kali menusuk batinmu
Karena inginmu bukan berdiri mendengarkan
Melainkan maju ke hadap dan melakukan
Esok hari berita itu singgah kembali di tepi sabarmu
Cerita yang berulang kali menghujam tegarmu
Menyulut gejolak hasrat menyudahi semuanya
Meskipun sejurus kemudian menguap seluruhnya
Waktu sejatinya sahabatmu yang setia menghantar usia
Merekam detik demi detik pementasan lakon
Tapi di sisi kanan dan kirimu ia sengkuni yang nyata
Mengambil setiap kesempatan menghardik lewat lelucon
Lalu kini apatah hendak engkau keluhkan
Peluh telah mengering dan pena telah diangkat
Maka kini tiadalah lagi keluhan dan kepedihan
Beringsut bersegeralah untuk bertirakat
Benarkah engkau telah sampai pada muara sadarmu
Sehingga untaian lisan merambat dan bersemayam di telingaku
Menyampaikan sebuah maklumat tentang peristirahatan
Pesan tentang jiwa yang tak lagi mengecap ketenangan
Bukankah dahulu Tuhan sudah menitipkan nasihat
Tertuang dalam mukjizat tiada tanding
Dan Ia benarlah adanya, dan kita salah tiada banding
Meskipun pembenaran terasah dua puluh empat karat
Bukankah sudah kusampaikan, bahwa kita adalah sebuah kesalahan...