Ketika kebutaan menjadi panglima
Maka kerjap cahaya adalah oase
Kelebat sinar adalah kemewahan
Dan lilin adalah surga
Meskipun ayahmu sang lampu LED
Ibumu adalah ratu luminasi
Tapi kemana hendak engkau memandang
Jika kegelapan sempurna menghijab dibalik kelopak
Dan aku hanyalah seekor kunang-kunang
Tak sengaja hinggap di tepi kanan otakmu
Mengerjap sesekali dalam nuansa kuning terang
Memicu sungging senyum di ujung bibirmu
Lembut lisanmu mengurai pesan
Bahwa surga terdengar utopia
Kemewahan tiada menjamin senyuman
Maka cukuplah oase ini menggenangkan bahagia
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!