"Ayah..siapa yah....?" tanyanya lagi
Bapak tadi tidak menjawab. Telunjuk jarinya mengisyaratkan bahwa Dina bisa membuka kain kafan yang belum tertutup
Dengan sedikit merangkak, Dina berjalan tersendat, dan membuka kain kafan penutup wajah si mayit.
"Yaa Allah...Aadiiitttt" Dina langsung memeluk tubuh jenazah itu
"Maafkan Ibu Nak....maafkan Ibu nak......." teriak Dina keras, membuat seisi rumah menoleh kepadanya. Bahkan beberapa orang yang berada di luar juga berlari kearah rumah
"Adddiiiiittttt....Sini nak...Ibu akan tiduri kamu...Ibu akan tidur bersamamu Nak....."
"Addiiittttt bangun nak..Ibu sudah pulang...Ibu sudah pulang nak...."
"Ibu ingin tidur bersama mu...."
Dina meraung keras seperti anak kecil yang kehilangan orang tuanya....air matanya mengalir deras. Tak kuasa menahan sedih. Rasanya ingin sekali ia menggoyang-goyangkan tubuh kaku itu agar kembali bergerak....namun Mas Darman segera merangkulnya. Memeluknya. Dan mencium keningnya...
"Bu....ini salah kita..salah Ayah....Ayah terlalu sering meninggalkan keluarga.."
"Bukan Yah...ini salah Ibu...tadi pagi Adit minta ditemani tidur, tapi Ibu tolak..."