Â
_PENUTUP SIMPUL_
Pada pertengahan periodisasi kurikulum Indonesia, yakni kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Hasil perpaduan kurikulum ini mengakibatkan padatnya materi yang  harus dikuasai oleh siswa. Selain itu, isu-isu tertentu harus pula dibahas dalam pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum. Ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya adalah pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem. Kurikulum ini bersifat populis, yaitu memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Dengan demikian, kurikulum 1994 mempunyai landasan filosofis esensialisme dan progresivisme dengan landasan pertama lebih dominan.
Kurikulum pendidikan di Indonesia pasca Orde Baru mengalami perubahan landasan filosofis ke arah rekonstruksionisme. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang lahir pada 2004 merupakan salah satu terobosan dalam sistem pendidikan nasional. Pada pelaksanaan kurikulum ini, posisi siswa kembali ditempatkan sebagai subjek dalam proses pendidikan dengan terbukanya ruang diskusi untuk memperoleh suatu pengetahuan, sedangkan guru kembali diposisikan sebagai fasilitator dalam perolehan suatu informasi.
Pada 2006, pemerintah mengumumkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai kurikulum pengganti KBK. Perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada desentralisasi sistem pendidikan. Pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut   untuk   mampu   mengembangkan   dalam   bentuk   silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Jadi pada kurikulum ini sekolah sebagai satuan pendidikan berhak untuk  menyusun dan membuat silabus pendidikan sesuai dengan kepentingan siswa dan kepentingan lingkungan. KTSP lebih mendorong pada pendidikan yang mengarah pada budaya lokal. Sehingga pandangan ini lebih mengarah kepada Aliran filsafat Pendidikan Progresivisme dan filsafat rekonstruktivisme.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI