Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Woi Bayar Utang, Minjem Melas dan Bayarnya Malas!

4 Agustus 2020   04:52 Diperbarui: 6 Agustus 2020   21:05 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Abdurrofi menyajikan berita terkini, riset, dan analisis mendalam seputar ekonomi, Sumber photo (Chandra Gian Asmara, CNBCIndonesia.com)

Negara-negara kapitalis menyebut utang sebagai bantuan. Mereka tidak menyebut diri debt colector tapi negara pendonor pada mantan negara jajahan seperti Indonesia. Penjajahan secara politis beralih kepada penjajahan ekonomi.

Akhir mei pada 2018 utang tembus hampir 4000 triliun dengan kurs Rp. 14.112 sedangkan akhir mei pada 2020 utang tembus hampir 6000 triliun dengan kurs Rp 14.500. Negara Indonesia terlilit utang dan tak mampu membayar utang akan terhimpun dalam new world order atau tatanan dunia baru.

Tatanan Global atau tatanan dunia baru menurut Abdurrofi adalah di mana sebagian negara berbagi sistem dunia meliputi  yakni sentral (inti), semi pinggiran (semi periferi) dan pinggiran (periferi) yang sama dan menyadarinya tatan dunia baru adalah ideal di mana batas-batas budaya cocok dengan batas-batas politik dihapuskan.

Historis-struktural masa jaya dan surut negara-bangsa menuju sistem dunia dengan perluasan Sistem dunia berdasarkan ekonomi kapitalis. Era perluasan besar dari paham matrialisme berdasarkan modal, Bukan ekonomi syariah atau syariat Islam. Menurut Immanuel Wallerstein Memasukkan ke dalam ekonomi dunia kapitalis tidak pernah atas inisiatif mereka yang dimasukkan prosesnya lebih berasal dari kebutuhan ekonomi dunia untuk memperluas batas-batasnya, suatu kebutuhan yang itu sendiri hasil dari tekanan internal ke ekonomi dunia.

Skala besar dan besar ekonomi kapitalis dalam proses sosial seperti penggabungan juga bukan fenomena mendadak. Satu bagian dari proses rumit untuk menerima utusan Eropa di istana Ottoman dengan negosiasi makan malam seremonial yang ditawarkan oleh Wazir Agung di aula Divan setelah pertukaran kredensial dengan Wazir Agung dan segera mendahului presentasi utusan kepada Sultan.

Sumber : Dokumen Pribadi, Tawaran Kapitalisme pada utusan kesultanan Ottoman
Sumber : Dokumen Pribadi, Tawaran Kapitalisme pada utusan kesultanan Ottoman

Pada tanggal 3 Maret 1924 kesultanan ottoman runtuh yang sudah tegak berdiri sejak 13 abad yang lalu dan menguasai 2/3 wilayah dunia dengan sistem ekonomi Islam berakhir. 

Ekspansi ekonomi baru dan moneter inflasi dari periode 1733-1817.  Itu dimulai sistem kapitalisme dengan menggabungkan zona kapitalis yang sudah ada di arena eksternal sejak abad keenam belas dari gabungan ekonomi non-syariah.

Langkah ekspansinya dengan memulai penjajahan bangsa eropa misalkan Inggris pada Amerika dan Belanda pada Indonesia, seperti yang kita tahu, kalau begitu dipercepat dan, akhirnya pada akhir abad kesembilan belas dan mulai dari kedua puluh, seluruh dunia, bahkan daerah-daerah yang memiliki tidak pernah menjadi bagian dari arena eksternal ekonomi dunia kapitalis, ditarik ke dalam kesamaan sistem non-syariah. 

Pola proses penggabungan ini ke dalam proses akumulasi modal yang sedang berjalan saat ini ditetapkan dengan zona tatanan dunia baru. Meskipun proses penggabungan masing-masing agak berbeda secara terperinci, proses terjadi kurang lebih secara bersamaan dan menunjukkan kesamaan substansial dalam fitur-fitur penting mereka. Apapun pendekatan untuk membentuk sistem pemerintahan global diatas kedaulatan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun