Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manusia yang Berhati Tanah, Bagian dari Pendidikan Karakter

7 Juli 2020   09:29 Diperbarui: 7 Juli 2020   13:41 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pendidikan Karakter di Indonesia Berdasarkan Filosofi Tanah | Abdurrofi Abdullah

Transformasi kehidupan sejahtera sebagai keinginan manusia untuk memiliki karakter manusia harus hati yang luas dapat tercapai, Manusia berhati tanah sangat mudah mendapatkan rezeki dan diajak bisnis sehingga karakter ini membuat manusia tidak kekurangan benda ekonomis. 

Menurut (Fernandes & Supsiloani : 2016) Ditinjau dari sudut ekonomi tanah merupakan benda ekonomis terkait dengan adanya ketergantungam masyarakat terutama bagi masyarakat yang bermata pencahariannya sebagai petani. Bagi masyarakat Desa Lumban Suhisuhi Dolok, bertani merupakan mata pencaharian utama. Tanah merupakan lahan bagi mereka untuk bercocok tanam guna memenuhi kebutuhan pangannya.[5]

 Olah Hati (Etika), Olah Pikir (Literasi), Olah Raga (Kinestetik) dan Olah Karsa (Estetika) ibarat petani yang di Desa Lumban Suhisuhi Dolok agar untuk bercocok tanam guna memenuhi kebutuhan manusia terhadapa kemakmuran dan kesejahteraan. Kemampuan untuk mengelola tanah yang luas dalam interaksi masyarakat maka seorang individu akan dianggap memiliki kekuasaannya dengan penerimaan masyarakat. Dengan manusia memiliki sifat tanah yang luas, seorang manusia akan memiliki wewenang yang lebih besar daripada individu yang tidak memiliki tanah yang luas dan secara langsung akanmampu menaikan status di dalam masyarakat.

b. Transformasi SDM menjadi sumber solusi

Transformasi SDM menjadi solusi karena manusia yang berhati tanah mampu menghadapi air. Air merupakan lambang kehidupan dan kematian  karena air menjadikan segala sesuatu hidup dan air juga menjadikan segala sesuatu mati dengan bencana air. Menurut Ir. Ni Gusti Ketut Roni, M.Si menjelaskan Air dapat hilang melalui permukaan tanah maupun melalui peresapan kedalam tanah. Mudah tidaknya air hilang dari tanah menentukan klas drainase tanah. Penentuan klas drainase di lapang dengan melihat adanya gejala-gejala pengaruh air dalam penampang tanah. [6]

Manusia yang 'berhati tanah' mampu menerima kehidupan dan melawati kematian. Manusia yang 'berhati tanah' mampu menghilangkan musibah mejadi berkah.   Mudah tidaknya musibah  hilang dari tanah menentukan klas manusia yang berhati tanah. Reaksi timbal balik terhadap musibah dan berkah menunjukkan sifat sifat hati  tanah. Oleh karena itu, untuk memudahkan menyebut nilai-nilai manusia yang 'berhati tanah' dengan kandungan unsur kesombongan rendah atau tidak ada sama sekali.

Gagasan yang disampaikan Abdurrofi dalam seminar Filosofi Tanah dalam Pendidikan Karakter. Tahukah kamu ternyata, Abdurrofi Abdullah Azzam memiliki shio macan tanah karena kelahiran 1998. Dalam budaya Cina, macan rendah hati dipandang sebagai penjaga anak-anak macan yang  paling baik.

Begitu juga dalam bisnis, keluarga, dan organisasi negara. Karena Shio macan adalah orang yang berani dan aktif yang menyukai tantangan dan petualangan yang baik dalam mencapai kualitas hidup sebagai manusia yang 'berhati tanah'. [7] Hiduplah dengan ramah, seperti kucing kecil. Namun, mereka menjaga cakarnya tetap tajam untuk berjaga-jaga seperti macan.

c. Transformasi menjadi SDM Ceria

Transformasi menjadi SDM ceria ins epistemologis menjadi mereka  berseri-seri terlihat daru raut  muka, yang menggambarkan hati yang bersinar bersinar dan cerah. Mereka mungkin juga melayani prinsip-prinsip  Olah Hati (Etika), Olah Pikir (Literasi), Olah Raga (Kinestetik) dan Olah Karsa (Estetika) dengan terbuka untuk membiarkan memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu dengan tujuan bagi kemanusiaan dalam sejarah persatuan anak cucu nabi Adam sebagai manusia yang pertama kali diciptakan Tuhan dari tanah. Cara orang yang ceria memandang dunia adala setara dari latarbelakang apapun identitasnya.

Ilustrasi prinsip ini  (Colin : 2006) adalah keceriaan pada disposisi yang ceria berdasarkan kecenderungan, baik dari konstitusi kebiasaan, untuk tinggal bersama di sisi yang lebih cerah baik saat ini dan di masa depan. Keceriaan melibatkan keterlibatan banyak orang, dengan kata lain, penyaringan selektif oleh  kesamaan dengan proses mengidealkan kemanusiaan. Setiap aspek, apakah menyenangkan atau menjijikkan dari setiap masalah kemanusiaan, maka aspek harus menempati tempat yang persis sama dalam gambaran manusia yang sebenarnya sesuai dengan kenyataan, dan karenanya Seharusnya memenuhi alasan pendidikan (karakter) yang disengaja sebagai disposisi ceria.[8]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun