Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dam Tamattu dan Gizi Anak Negeri, Saatnya Menimbang Kembali Tempat Penyembelihan.

22 Juli 2025   07:30 Diperbarui: 22 Juli 2025   07:30 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Seminar Nasioan Tentang Dam Tamattu ( Dok Pribadi)

Syariat dan maslahat tidak harus berseberangan. Keduanya bisa berjalan beriringan, selama niat, rukun, dan distribusinya tetap dalam koridor syariat Islam.

Maka IPHI menyelenggarakan:

Seminar Nasional IPHI

"Bisakah Dam Dipotong di Indonesia"
dialksanakan pada tanggal, 29 Juli 2025
di-Oasis Amir Hotel, Jakarta Pusat
Dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia

Seminar ini bukan forum untuk menggugat, tapi ruang untuk merenung bersama. Menyatukan ulama, akademisi, dan pemangku kepentingan untuk membaca ulang makna ibadah dalam konteks bangsa yang masih lapar dan tertinggal.

Domba di pasar Lokal Arab Saudi ( Foto : Kompas-Tv)
Domba di pasar Lokal Arab Saudi ( Foto : Kompas-Tv)
Dam Tak Harus Hilang

Bayangkan jika 200.000 ekor domba dam bisa memberi makan kepada 1 juta anak Indonesia setiap tahun.
Bayangkan jika syariat tak hanya tertulis, tapi terasa --- di perut anak-anak yatim dan santri yang menanti.

Bukan hanya menyembelih hewan, tapi juga menyambung kehidupan.

Kami tidak sedang mengajukan fatwa tandingan. Kami hanya mengetuk ruang tafsir, agar hikmah dan maslahat bisa kembali menjadi jiwa dari ibadah.

Tafsir, Maslahat, dan Masa Depan Anak Bangsa

Ulama terdahulu mewariskan kebesaran jiwa dalam memaknai ibadah. Kita masih ingat bagaimana para pendiri bangsa rela melepas Piagam Jakarta demi persatuan. Karena mereka tahu, agama yang benar tidak memaksa, tetapi mengayomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun