Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dedy Dan Sherly, Dari Imajinasi Kompasiana Ke Realita Kompas

10 Juni 2025   05:45 Diperbarui: 10 Juni 2025   05:45 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
akhirnya mereka bertemu Duda dan janda ( Foto Diunggah dari Kompas.com)

Jadi ceritanya, tanggal 22 Mei 2025 saya menulis opini di Kompasiana berjudul "Sherly Membangun Sekolah, Dedy Kirim ke Barak: Pendidikan Kita Mau ke Mana?" Saat itu saya membahas bagaimana dua gubernur punya cara sangat berbeda dalam mengurus pendidikan anak-anak kita. Ditambah saya juga menyisipkan foto Dedy dan Sherly berdampingan. Saya kira itu cuma bahan guyonan semata.

Eh, ternyata hanya 18 hari kemudian, tepatnya tanggal 9 Juni 2025, Kompas.com merilis berita kalau Dedy dan Sherly benar-benar bertemu dan berjalan bersama di sawah Subang. Netizen langsung heboh, menjodohkan mereka. Dedi pun santai saja, malah menjawab dengan lirik lagu "Mangu" yang sedang hits. Seolah bilang, "Ya sudah, kita ini kayak lagu, enak didengar tapi susah ketemu."

Tulisan Saya, Eh Ternyata Terjadi!

Saat melihat berita itu, saya tersenyum sendiri. Kok bisa ya, tulisan saya justru menjadi kenyataan. Ini bukan soal keberuntungan, tapi mungkin memang imajinasi kita kadang nyambung dengan apa yang akan terjadi. Tapi tentu jangan terlalu serius juga, ini juga lucu. Netizen memang kreatif, mampu mengubah hal serius jadi hiburan.

Dedi dan Sherly juga tampak menikmati canda tawa meskipun mereka pemimpin. Ini menunjukkan bahwa politik pun bisa santai, tidak selalu penuh ketegangan.

Imajinasi Bukan Pelarian, Tapi Harapan

Saya juga belajar, imajinasi bukan sekadar ngelantur. Kadang imajinasi itu cahaya yang menunjukan jalan di tengah situasi yang sulit. Dari tulisan saya yang awalnya iseng itu, muncul harapan bahwa dua pemimpin yang berbeda bisa duduk bersama, berbicara santai, bahkan bekerja sama.

Netizen memang jago bikin drama, tapi drama itu sebenarnya menyimpan pesan penting: kita butuh persatuan, dialog yang baik, dan kehangatan di negeri ini. Bukan hanya lewat kata-kata, tapi lewat tindakan nyata.

Imajinasi yang Menjadi Jembatan Harapan

Kadang, yang terlihat seperti imajinasi liar sebenarnya adalah benih-benih perubahan yang mulai tumbuh. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh ketidakpastian, memberi ruang untuk berimajinasi adalah langkah penting untuk membuka pintu harapan.

Ketika saya menyusun opini dan memasangkan gambar Dedy dan Sherly yang berdampingan, saya berharap pembaca tidak hanya melihatnya sebagai sekadar gambar atau lelucon. Saya ingin itu menjadi simbol: bahwa perbedaan yang ada di antara kita bukanlah penghalang, tapi justru peluang untuk bersatu dan saling belajar.

Dialog sederhana di tengah sawah, obrolan santai antara dua gubernur yang berbeda latar belakang dan gaya, mengingatkan kita bahwa manusiawi harusnya mengalahkan politik dan perbedaan kepentingan. Hal-hal kecil seperti ini yang sering terlupakan dalam hiruk-pikuk berita besar.

Imajinasi ini bisa menjadi jembatan yang menghubungkan ruang-ruang yang terasa terpisah, menghubungkan harapan dan realita. Melalui cerita dan dialog, kita belajar untuk membuka hati dan menerima perbedaan, sekaligus bersama-sama mencari solusi untuk masa depan yang lebih baik.

Kompasiana Lebih Cepat dari Kompas?

Ada yang bertanya, "Kenapa opini saya duluan muncul dibanding berita aslinya?" Saya jawab, Kompasiana adalah tempat ide liar dan kreatif lahir. Kadang ide yang lucu dan nyentrik justru membuat berita menjadi hidup dan dekat dengan rakyat.

Jadi mari nikmati saja, bagaimana imajinasi, humor, dan realita kadang berjodoh. Seperti Sherly dan Dedi, meskipun lagu "Mangu" bilang susah ketemu, tapi nyatanya mereka bisa berjalan bersama di sawah. Minimal untuk membuat kita semua tersenyum.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun