Seharusnya...
Penjurusan bersifat fleksibel, membuka ruang eksplorasi lintas minat.
Bimbingan karier yang kuat, bukan sekadar nilai rapor.
Minat dan potensi siswa jadi dasar utama, bukan gengsi atau tekanan luar.
Bayangkan sistem pendidikan seperti tukang martabak:
Telur satu, dua, tiga. Rasa coklat, keju, kacang. Garing atau tebal.
Siswa bisa memilih menu yang pas dengan selera dan kebutuhan masa depannya
Cinta membuat belajar jadi ringan.
Gairah membuat belajar jadi penuh semangat.
Gengsi? Bisa bikin kita lari ke arah yang salah, hanya agar terlihat benar.
Mungkin kita harus berhenti bertanya: "Masuk jurusan mana?" Dan mulai bertanya: "Mau jadi apa, dan bagaimana sekolah bisa membantu mencapainya?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI