Mau kerja di bidang sosial, hukum, politik masuk IPS
Ingin jadi penerjemah internasional masuk Bahasa
Gairah ini tumbuh dari pengalaman, inspirasi, atau figur idola. Tapi seringkali gairah itu kalah oleh tekanan lingkungan:
"Ngapain masuk IPS, nilai IPA-mu bagus?"
"Bahasa? Mau jadi apa nanti?"
Jurusan Karena Gengsi
Ini yang paling banyak namun paling sunyi. Banyak siswa memilih jurusan hanya agar "terlihat pintar" atau tidak dianggap remeh.
"Kenapa pilih IPA?" "Soalnya malu kalau masuk IPS."
Akhirnya, mereka belajar tanpa gairah, bertahan karena gengsi, dan menjalani hari-hari tanpa semangat.
Penjurusan yang Kaku
Sistem penjurusan kita masih terlalu kaku. Begitu masuk IPA, seakan tak boleh mencintai Ekonomi. Begitu masuk IPS, langsung dianggap alergi Matematika.
Padahal dunia nyata jauh lebih cair. Seorang peneliti sosial bisa menggunakan statistik. Seorang ahli gizi butuh kemampuan komunikasi. Dunia butuh manusia multidisiplin, bukan lulusan kotak-kotak.