Mohon tunggu...
Abdul Wahid Azar
Abdul Wahid Azar Mohon Tunggu... Penulis Buku Non Fiksi (BNSP)

Menulis subtansi kehidupan, Jujur pada realitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menolong Yang Menggoda

2 April 2025   04:41 Diperbarui: 1 April 2025   21:16 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menolong dengan ihlas (Foto-Paxels.com)

Apa itu menolong? Dalam pengertian paling sederhana, menolong adalah tindakan memberi bantuan kepada orang lain yang sedang berada dalam kesulitan. 

Namun dalam dimensi yang lebih filosofis, menolong adalah tindakan kemanusiaan yang lahir dari nurani---bentuk kepedulian yang tidak mengharap pamrih.

Menolong sejati seperti melepaskan anak panah ke udara. Ia melesat, meninggalkan pemiliknya, tanpa pernah diharapkan kembali. Namun di tengah dunia yang makin kompleks, niat menolong sering berbenturan dengan kepentingan pribadi. Maka muncullah bentuk baru: menolong yang menggoda.

Ketulusan vs Pamrih

Ada dua wajah dari pertolongan. Wajah pertama adalah keikhlasan,  menolong karena itu hal yang benar. Tanpa mengungkit, tanpa menanti balasan. 

Seperti yang sering ditampilkan oleh King Kevin di TikTok. Ia bercerita tentang orang-orang kecil, dengan narasi yang hangat dan menyentuh. Kita yang menonton bisa larut dan berkata dalam hati, "Masih ada orang baik di dunia ini."

Namun ada juga sisi lain, menolong dengan pamrih. Tindakan memberi yang sebenarnya menyimpan harapan untuk dibalas. Mungkin dalam bentuk penghargaan, pengakuan, bahkan... afeksi. 

Tak jarang, ini dibungkus dalam kata-kata manis: "Aku ikhlas kok," padahal hatinya berharap sesuatu lebih dari sekadar terima kasih.

Robert McCall dan Moralitas Pertolongan

Dalam film The Equalizer, Robert McCall, mantan agen rahasia, hidup tenang hingga dia bertemu Alina---seorang gadis muda yang dijual dalam jaringan prostitusi. 

Ia bukan keluarga, bukan teman, hanya seseorang yang sering ia lihat di kafe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun