Mohon tunggu...
Abdul Wahid
Abdul Wahid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang dan Penulis sejumlah buku

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Orang-Orang Langit"

6 Oktober 2020   05:53 Diperbarui: 6 Oktober 2020   06:16 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://bukanarjuna.com/

Sikap punnggawa seperti itu berbeda dengan pribadi Nabi Muhammad SAW. Beliau ini tipe pemimpin yang negarawan, yang bahasa kepemimpinannya bukan menguasai dan menghegemoni, tetapi mencintai, mengasihi, dan jauh dari sikap menuntut, apalagi sampai menyalahkan rakyat kecil. Agama yang diberlakukan untuk rakyat kecil adalah agama yang benar-benar membebaskan, bukan yang membebani, mengebiri, dan menjajahnya.

Ketika ada seorang sahabat bertanya mengenai cara yang gampang menemuinya, beliau menjawab "temuilah aku diantara orang-orang kecil, orang-orang kalah, dan orang-orang miskin".  Di Hadis lainnya, Nabi bahkan menentukan "surga itu ada kuncinya dan kuncinya surga  ini ada di tangan orang miskin. Sabda ini menunjukkan, bahwa agama untuk rakyat kecil adalah agama yang memberdayakan, mengayomi, dan mengadvokasinya, bukan agama yang diberlakukan represipf.

Saat hendak terjadi perang badar, Nabi menunjukkan strategi perang kepada sahabat-sahabatnya. Namun salah seorang sahabat yang ahli strategi menanyakan apakah  strategi itu perintah wahyu. Nabi menjawab tidak dan meminta sahabat ini menyampaikan strateginya, "jika Nabi percaya, strategi ini bukan hanya akan memenangkan perang, tetapi juga mencegah terjadinya banyak korban nyawa akibat perang". Nabi kemudian mengikuti saran sahabatnya ini, yang kemudian tercatat kebenarannya dalam sejarah.

Teladan yang ditunjukkan Nabi dan sahabat-sahabatnya itu merupakan produk kreatifitas keberagamaan yang memihak komunitas akar rumput, suatu praktik religiusitas yang berbasis humanitas, mencegah datangnya derita dan membebaskan kesulitan yang telah menindas kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun