Mohon tunggu...
Abdul Jabbar
Abdul Jabbar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Ok

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keberlangsungan dalam Rekayasa Kebutuhan Ini Bisa Menjadi Game Changer!

6 Mei 2025   21:19 Diperbarui: 6 Mei 2025   21:19 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dibuat menggunakan DALL-E

Dalam era modern ini, keberlanjutan telah menjadi isu global yang mendesak, dan industri perangkat lunak tidak terkecuali. Artikel yang ditulis oleh Peter Bambazek, Iris Groher, dan Norbert Seyff, berjudul "Requirements engineering for sustainable software systems: a systematic mapping study," memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana rekayasa kebutuhan (requirements engineering) dapat berkontribusi pada pengembangan sistem perangkat lunak yang berkelanjutan. Meskipun artikel ini mengidentifikasi berbagai pendekatan yang telah diusulkan, tantangan dalam penerapan praktis dan integrasi dalam proses pengembangan perangkat lunak yang gesit (agile) tetap menjadi perhatian utama.

Pentingnya Keberlanjutan dalam Rekayasa Perangkat Lunak

Keberlanjutan dalam konteks perangkat lunak mencakup lebih dari sekadar pengurangan jejak karbon atau penggunaan sumber daya yang efisien. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari perangkat lunak yang kita kembangkan. Dalam artikel ini, penulis menekankan bahwa rekayasa kebutuhan adalah titik awal yang krusial untuk mempertimbangkan isu-isu keberlanjutan. Dengan mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan yang berkelanjutan sejak awal, pengembang dapat memastikan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional tetapi juga berkontribusi pada tujuan keberlanjutan yang lebih luas.

Tantangan dalam Penerapan Pendekatan Keberlanjutan

Salah satu temuan utama dari artikel ini adalah bahwa meskipun banyak pendekatan telah diusulkan, tidak ada yang secara efektif diterapkan dalam praktik industri. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dan praktik. Banyak praktisi rekayasa perangkat lunak yang merasa bahwa metodologi yang ada tidak mendukung desain keberlanjutan. Mereka sering kali terjebak dalam rutinitas pengembangan yang berfokus pada pengiriman cepat dan efisiensi biaya, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil.

Kekurangan alat dan dukungan metodologis yang memadai juga menjadi penghalang. Tanpa alat yang tepat untuk membantu dalam analisis dan dokumentasi kebutuhan keberlanjutan, praktisi mungkin merasa kesulitan untuk mengintegrasikan aspek-aspek ini ke dalam proses pengembangan mereka. Oleh karena itu, pengembangan alat perangkat lunak yang mendukung rekayasa kebutuhan berkelanjutan harus menjadi prioritas bagi peneliti dan pengembang.

Peluang untuk Inovasi dalam Rekayasa Kebutuhan

Meskipun tantangan yang ada, artikel ini juga membuka peluang untuk inovasi dalam rekayasa kebutuhan. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, ada dorongan yang kuat untuk mengembangkan pendekatan baru yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan pasar. Pendekatan yang menggabungkan prinsip-prinsip keberlanjutan dengan metodologi pengembangan perangkat lunak yang gesit dapat menciptakan sinergi yang kuat.

Salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan mengadopsi prinsip-prinsip dari Manifesto Agile, yang menekankan kolaborasi, responsif terhadap perubahan, dan fokus pada nilai pelanggan. Dengan mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam prinsip-prinsip ini, tim pengembang dapat menciptakan solusi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pengguna tetapi juga berkontribusi pada tujuan keberlanjutan yang lebih besar.

Rekomendasi untuk Penelitian dan Praktik Selanjutnya

Berdasarkan temuan artikel ini, ada beberapa rekomendasi yang dapat diusulkan untuk mendorong keberlanjutan dalam rekayasa kebutuhan perangkat lunak:

  1. Pengembangan Alat Pendukung: Peneliti dan pengembang harus bekerja sama untuk menciptakan alat perangkat lunak yang dapat membantu praktisi dalam menerapkan pendekatan keberlanjutan. Alat ini harus dirancang untuk memudahkan analisis dampak, dokumentasi, dan visualisasi kebutuhan keberlanjutan.

  2. Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang keberlanjutan di kalangan praktisi rekayasa perangkat lunak sangat penting. Program pelatihan dan pendidikan yang fokus pada integrasi keberlanjutan dalam proses pengembangan perangkat lunak harus diperkenalkan di universitas dan lembaga pelatihan.

  3. Kolaborasi Antara Peneliti dan Praktisi: Membangun jembatan antara dunia akademis dan industri sangat penting. Peneliti harus terlibat dalam proyek-proyek industri untuk menguji dan mengevaluasi pendekatan keberlanjutan dalam konteks nyata. Sebaliknya, praktisi harus memberikan umpan balik yang berharga kepada peneliti tentang tantangan yang mereka hadapi dalam menerapkan pendekatan tersebut.

  4. Penerapan dalam Konteks Agile: Mengingat dominasi metodologi pengembangan perangkat lunak yang gesit, penting untuk mengeksplorasi bagaimana pendekatan keberlanjutan dapat diintegrasikan ke dalam kerangka kerja agile seperti Scrum. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk mengidentifikasi pendekatan yang dapat diterapkan dalam siklus iteratif pengembangan perangkat lunak.

***

Artikel ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman tentang rekayasa kebutuhan untuk sistem perangkat lunak berkelanjutan. Meskipun tantangan dalam penerapan praktis dan integrasi dalam proses pengembangan perangkat lunak yang gesit tetap ada, peluang untuk inovasi dan perbaikan sangat besar. Dengan kolaborasi yang lebih baik antara peneliti dan praktisi, serta pengembangan alat dan metodologi yang mendukung, kita dapat mendorong keberlanjutan dalam rekayasa perangkat lunak dan menciptakan solusi yang lebih baik untuk masa depan. Keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi merupakan tanggung jawab kolektif kita sebagai komunitas pengembang perangkat lunak untuk memastikan bahwa teknologi yang kita ciptakan tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga menjaga planet ini untuk generasi mendatang.

Referensi

Bambazek, P., Groher, I., & Seyff, N. (2023). Requirements engineering for sustainable software systems: A systematic mapping study. Requirements Engineering, 28(3), 481--505. https://doi.org/10.1007/s00766-023-00402-1

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun