Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Lainnya - manusia

masih bernafas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lalu Kau di Mana...

4 Mei 2024   02:31 Diperbarui: 4 Mei 2024   02:41 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dikala hati yang sedang berbelit,

Haruskah embun dan bunga yang menjawab,

andai kata kaki yang berjalan menuju harap,

meratap gelap yang kian mendekap,

menyingkap birama, irama pun rima di sebalik setiap makna dan do'a

Sudikah tersingkap gulita,


dakuan-dakuan palung nestapa,

mestikah hingga bulan terbelah,

atau matahari merona tampa pernah sirna

( )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun