Mohon tunggu...
Abdulazisalka
Abdulazisalka Mohon Tunggu... Tutor - Tinggal di The Land of The Six Volcanoes . Katakan tidak pada Real Madrid.

Membacalah, Bertindaklah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah 3 Manfaat Mencintai Sastra

24 November 2020   12:02 Diperbarui: 26 November 2020   09:06 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit foto: DGlodowska via Pixabay

"Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai." Diucapkan Magda Peters, guru Minke pada novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. 

Pesan yang lugas dan sangat jelas. Berotak pintar, memiliki pengetahuan segudang bahkan gelar berjajar tak cukup tanpa mengenal dan mencintai sastra. 

Kita tahu, bahwa sastra telah melompati waktu. Berbagai zaman telah ia lewati. Sastra merupakan karya yang akan abadi, tak terhempas oleh apapun.

Berdasarkan pengalaman saya, dulu saat masih duduk di bangku sekolah sedikit sekali teman, keluarga, sahabat, yang benar-benar tertarik dengan sastra. 

Pada saat telah selesai, masuk lingkungan baru pun juga sama. Mungkin kurangnya ketertarikan terhadap sastra adalah konsekuensi logis dari rendahnya kebiasaan membaca. Ternyata situasi telah berubah.

Organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB (UNESCO) telah melakukan penelitian pada tahun 2016 lalu. Hasil penelitiaan terhadap 61 negara di dunia mengatakan kebiasaan membaca di Indonesia tergolong sangat rendah. 

Studi yang dipublikasikan dengan judul "The World's Most Literate Nations", telah menunjukan pada kita semua bahwa Indonesia berada di peringkat ke-60. Mungkin ini sangat miris, karena Indonesia hanya satu tingkat di atas Botswana.

Saya tidak akan membahas penyebab rendahnya kebiasaan membaca. Tapi, ada hal yang wajib kita tahu bahwa karya sastra selalu menjadi saksi dalam sejarah peradaban manusia. Karya sastra mulai dari perdaban kuno, seperti Mesir dan Cina. Bahkan satra telah melewati sejarah yang cukup panjang.

Beberapa sastra Barat yang umumnya terkenal, seperti Paulo Coelho, Tolstoy, Shakespere, Gabriel Marcia Marquez, dan lainnya. 

Sastra Timur dengan Orhan Pamuk, Haruki Murakami dan lainnya. Indonesia juga ada seperti, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, Seno Gumira Ajidarma, Taufik Ismail dan lainnya. Tentu ada ribuan sastrawan yang meramaikan perhelatan dialektika dan pergumulan sastra dunia. 

Kita mesti tahu, sepenting apa sastra untuk kita? Apakah manfaat mencintai sastra?

Pertama, kita bisa mengenal sejarah melalui sastra
Karya-karya sastra hingga dulu sampai sekarang, telah banyak melibatkan narasi sejarah. Hal ini merupakan hal yang lumrah dalam sastra. Melibatkan sejarah dalam tulisan sastra sudah seakan menjadi sebuah keharusan. 

Dulu saat Daniel Defoe merilis karya Robinson Crusoe untuk pertama kalinya telah menginspirasi banyak sastrawan untuk mengikuti jejaknya melibatkan narasi sejarah dalam sastra.

Seperti di Indonesia, Pramoedya Ananta Toer juga membuat karya sastra berisikan sejarah Indonesia. Karya sastra dalam bentuk novel Bumi Manusia dipuji sebagai karya terbaik internasional dan telah diterjemahkan dalam 20 bahasa. 

Buku tersebut masuk karya Tetralogi Buru yang sempat dilarang di Indonesia sampai 1990-an. Mata kita akan terbuka tentang sejarah Indonesia saat berlangsungnya masa kolonial.

Banyak sastrawan lain yang menceritakan sejarah melalui sastra. Dari hal tersebut kita tentu bisa menyadari, bahwa tanpa sastra tak lengkap rasanya untuk belajar sejarah. Melalui hal tersebut juga kita bisa mendobrak padangan kita tentang sejarah. Belajar mengenal sejarah, untuk membuat sejarah baru yang lebih baik.

Kedua, kita bisa meningkatkan empati melaui sastra
Tentu tiap manusia telah memiliki empatinya masing-masing. Ketika kita meiliki empati terhadap manusia lain, kehidupan akan berjalan dengan baik. Kita dapat menyelesaikan konflik-konflik dengan damai, moralitas tetap terjaga dan bersosialisasi lebih khusyuk. 

Karya sastra telah menunjukkan banyak sekali tragedi, pelajaran hidup, sejarah, makna, hakikat, dan banyak lainnya yang membuat rasa empati kita semakin bertumbuh.

Jurnal PLos ONE telah merilis hasil penelitian, bahwa membaca karya-karya sastra dapat meningkatkan empati kita. Peneliti di Belanda telah mengungkapkan manusia yang secara emosional terbawa oleh karya-karya sastra akan mengalami peningkatan dalam rasa empati meski tak ia sadari sendiri. 

Dalam kenyataannya misal seorang siswa membaca sebuah karya sastra, ia dapat menemukan penghiburan ketika bahwa ternyata ada orang lain yang juga memiliki masalah yang sama. Hal ini bisa menjadi pelepasan beban dan melegakan jika ia merasa sendirian ketika menghadapi kesulitan.

Rasa empati adalah sebuah keharusan yang kita miliki. Tanpa empati tentu kemanusiaan akan mati. Dengan kita membaca karya-karya sastra yang sarat dengan realitas serta bumbu-bumbu fiksi yang mempesona. 

Kita dapat meperdalam dan terus memunculkan rasa empati kita terhadap sesama manusia. Semakin banyak kita membaca, tentu kita akan semakin adil dalam memperlakukan manusia.

Ketiga, kita bisa semakin sederhana dan bergembira
Baik karya sastra itu merupakan puisi, novel, dan cerpen memiliki fungsi untuk mengabarkan pada kita tentang realitas yang dialektis. Pelajaran-pelajaran berharga yang terdapat pada karya sastra tentu akan membawa kita semakin sadar diri. 

Semakin kita sadar akan keterbatasan, maka semakin hati-hati pula kita dalam mengambil keputusan. Kesederhanaan merupakan simbol dari kebijaksanaan yang ada pada diri kita.

Dengan membaca, terlebih karya sastra, kita akan semakin memahami kehidupan. Kita dapat memahami kisah-kisah para pendahulu dan orang lain. 

Tentu saat mebaca karya sastra ada rasa sedih, miris, dan kasihan. Tetapi dari rasa-rasa itulah kita akan belajar bersikap dan menjadi manusia seutuhnya. 

Semakin manusia mengetahui rasa sedih, hal yang tak pantas, sesuatu yang tak seharusnya, maka manusia akan juga mencari cara bagaimana itu semua tidak terjadi lagi. Dengan kata lain manusia akan mencari cara supaya lebih bergembira ketika telah mendapatkan pelajaran dari membaca karya sastra.

Soal membaca sastra, walau sulit tetap harus kita lalui secara perlahan. Kita harus melawan rasa malas. Menyediakan waktu luang yang produktif dan menyadari bahwasannya membaca, terutama karya sastra adalah sebuah kebutuhan untuk kita. 

Karena membaca adalah pesta kata-kata, sastra akan membawa kita memahami kehidupan, menyelam ke hal yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Mencintai sastra, seperti mencintai diri kita sendiri akan membawa kita kepada kenikmatan yang hakiki.

Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk mencintai sastra?

Sumber 1 , 2, 3, 4, 5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun