Mohon tunggu...
Abdul  Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Sarjana Ilmu Pemerintahan

Pengagum Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kebahagiaan Ada Karena Dipahami

24 April 2025   20:02 Diperbarui: 24 April 2025   19:58 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Pernahkah kamu merasa bahagia, namun tak lama kemudian perasaan itu menghilang begitu saja? Ternyata, selama ini kita jarang menyadari bagaimana cara kerja pikiran dan perasaan kita sendiri. Kita terlalu sering hidup terasing dari kesadaran diri, seolah pikiran dan tubuh berjalan tanpa harmoni. Akibatnya, kita tidak benar-benar merasakan dan memahami apa itu kebahagiaan.

Sering kali, kebahagiaan terasa begitu jauh dan sulit diraih. Hidup pun tampak kosong dan penuh kehampaan. Kita mencoba berbagai cara untuk memperbaiki keadaan dan berharap kebahagiaan akan datang, namun realitasnya berkata lain---kita tetap merasa tidak cukup bahagia. Mengapa hal ini bisa terjadi?


Banyak orang merasa senang sesaat, lalu kesenangan itu lenyap seketika. Mereka tidak pernah menyadari bahwa kebahagiaan bukan hanya untuk dirasakan, tetapi juga untuk dipahami. Kurangnya kesadaran diri membuat kita hidup jauh dari makna kebahagiaan yang sesungguhnya. Kita terlalu sibuk mengejar kebahagiaan, tanpa benar-benar mengerti apa yang kita kejar.

Namun, jika kita memahami dari mana kebahagiaan itu berasal, kita bisa lebih menghargainya secara mendalam dan bertahan lebih lama. Di zaman sekarang, kebahagiaan banyak ditentukan oleh reaksi atau validasi dari orang lain. Seolah-olah, perasaan bahagia kita bergantung pada komentar, perhatian, atau pengakuan dari luar. Tubuh kita dijajah oleh ekspektasi sosial, dan kita kehilangan kemerdekaan untuk merasa bahagia atas pilihan dan kesadaran diri sendiri.

Kebahagiaan yang sejati adalah kebahagiaan yang dipahami, bukan yang dicari. Ia tidak bersandar pada pujian orang lain, tetapi tumbuh dari dalam diri sendiri. Memahami kebahagiaan berarti kita mampu berdamai dengan kenyataan dan tidak terus-menerus menggantungkan rasa puas pada hal-hal eksternal.


Dengan memahami kebahagiaan, hidup menjadi lebih tenang dan penuh kesadaran. Kita tak perlu mencarinya terlalu jauh---karena kebahagiaan bukanlah sesuatu yang selalu harus dicapai, melainkan sesuatu yang dapat dikenali dan dihayati. Mungkin, kita hanya perlu diam sejenak, hadir sepenuhnya dalam diri, dan membiarkan kebahagiaan itu tumbuh dari pemahaman yang tulus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun