Sayangnya, banyak tim teknis masih belum terbiasa berpikir dalam kerangka nilai. Kode dianggap bagus jika berjalan dan lolos pengujian. Padahal, kode yang “bagus” seharusnya juga efisien dikerjakan, mudah dipelihara, dan memberikan nilai maksimal terhadap biaya yang dikeluarkan. Di sinilah peran edukasi penting: mengajarkan ekonomi kepada engineer, dan mengajarkan teknis kepada pengambil keputusan bisnis.
Karena pada akhirnya, software bukanlah hasil seni murni yang dikerjakan demi kepuasan pribadi. Ia adalah alat untuk mencapai tujuan, baik itu efisiensi, inovasi, atau profit. Dan agar alat itu efektif, kita harus merancangnya dengan mempertimbangkan realitas: sumber daya terbatas, waktu terbatas, dan ekspektasi pengguna yang terus berubah.
Software Engineering Economics mengajak kita untuk jujur dan cerdas dalam menghadapi kenyataan itu. Bahwa bukan hanya kode yang penting, tapi juga cara kita mengalokasikan waktu, tenaga, dan uang dalam membangunnya. Di dunia yang penuh tekanan dan tuntutan, pendekatan ini bukan sekadar teori—tetapi penyelamat akal sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI