Mohon tunggu...
Bayu
Bayu Mohon Tunggu... Editor - Sukma

Freelencer, blogger, and Copy Writer. For inquiries contact me sukmabayu4648[at]gmail[dot]com I opiniku14.wixsite.com/abay

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Etika Al-Farabi sebagai Solusi Permasalahan Manusia Modern

9 Agustus 2022   13:13 Diperbarui: 9 Agustus 2022   13:34 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shutterstock

Sementara puncak kebahagiaan secara sosial adalah dengan membuat analogi bahwa kebahagiaan secara sosial itu seperti anggota tubuh, di mana untuk mencapai kebahagiaan itu harus ada seperangkat tata aturan yang menjadi pedoman bagi masing-masing individu dalam melaksanakan fungsi sosialnya.[10]

Dengan kata lain, al-Farabi ingin menegaskan bahwa untuk mencapai sebuah kebahagiaan itu dimulai dari diri individual itu sendiri dengan pembersihan dan perbaikan diri, setelah itu baru mampu merealisasikan tatanan kebahagiaan secara sosial dengan tuntunan ajaran agama.

Konsep Al-Farabi Sebagai Landasan Solusi

Seperti dalam kitabnya Ara Ahl al-Madinah al-Fadhilah nya al-Farabi seorang tokoh Ibrahim Madkour ia mengomentari bahwa: Kebahagiaan menurut al-Farabi ialah ketika jiwa manusia ingin menjadi sempurna dan bahagia maka ia harus terlepas dari sifat materi. Dan itu menggunakan akal aktif nya manusia yaitu penggunaan akal rasio fitrahnya.

Kalau kita pahami komentar al-Farabi yang berbicara tentang jiwa manusia menjadi sempurna di dalam wujud, itu menunjukan bahwa jiwa dan roh harus menyatu satu sama lain. Selain itu kalimat jiwa manusia yang sempurna menunjukan bahwa ketika ia sadar bahwa jiwa yang hakiki manusia adalah adalah ruh suci maka ia akan sadar akan kefitrahan dia sendiri. 

Dan manusia akan sadar betapa kebahagiaan hakiki itu muncul dari sisi imateri bukan materi.

Intinya bahwa manusia yang hakikatnya adalah ruh suci harus mampu menghadirkan Tuhan yang suci pula yang bersifat imateri dan dengan mengutamakan ajaran Tuhan tentunya manusia akan menuju pada sifat-sifat kebaikan. Kebaikan akan fitrahnya muncul pada diri manusia. 

Dan tidak akan lagi berfikir bahwa kebahagiaan itu berasal dari dan menuju ketika manusia memiliki kekayaan yang melimpah. Padahal hakikat semua itu adalah hanya akan menuju kehancuran dan ketiadaan. Sementara yang dimaksudkan oleh al-Farabi adalah menuju kepada keabadiaan ruh itu adalah kebahagiaan menuju Tuhan.

Bila kita lihat dengan seksama konsep etika al-Farabi ini menjawab permasalahn hedonisme manusia modern saat ini yaitu dengan pertama menggunakan akal rasio kita untuk memahami tujuan dari kebahagiaan itu apa dan kita dari mana dan menuju kepada siapa.

Juga manusia memiliki tiga tingkatan akal dalam dirinya yaitu akal potensial, akal aktual dan akal mustafad. Ketika semua akal ini dipakai oleh manusia maka ia akan jauh dari sifat hedonisme. Karena hedonisme ini hanya mengarahkan manusia kepada kebahagiaan sementara dan sesaat dan tidak kekal.

Sementara itu, prinsip etika nya al-Farabi ini juga berhubungan etika kenegaraan yang tercantum dalam kitabnya Ara' Ahl al-Madinah al-Fadhilah. Di sini al-Farabi ingin menjelaskan tentang kebahagiaan secara sosial masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun