Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

4 Cara Kreatif Atasi Perilaku Negatif Anak

24 September 2022   15:54 Diperbarui: 24 September 2022   15:59 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil berdiskusi dengan para calon guru penggerak di SMA Al Ma'soem dalam rangka MGMP Intern. Pemateri adalah Pak Dadan Rohanedi dan Pak Budi Jayadi , keduanya sedang menjalani calon guru penggerak. Dihadiri oleh semua guru. Berlangsung pada tanggal 12 September 2022.

Berikut hasil ramuan saya sebagai peserta. Dalam diskusi yang penuh dengan pertanyaan sekaligus argumen terkait materi. Diselenggarakan hanya 90 menit saja, namun penuh kesan bermakna. Sebagai modal dalam penanganan perilaku negatif anak di sekolah maupun di rumah. Semoga bermanfaat.

Seperti apa isinya !. Silakan disimak.

Cara pertama adalah kamu tentu punya alasan mengapa melakukan itu. Menggunakan kata tanya bersifat raising qouestion. Menggali informasi lebih dalam tentang kejadian dengan menggunakan kata kunci alasan.

Kata alasan mengajak siswa atau anak untuk belajar berargumen menyampaikan segala sesuatu secara rinci. Dengan harapan dapat memperoleh informasi lebih detail sehingga dalam pengambilan keputusan menjadi obyektif.

Lebih jauh dengan ajuan pertanyaan dengan kata alasan adalah barang bukti. Pendapat siswa akan lebih bernilai karena disertakan dengan bukti yang kuat. Selain itu kita dapat menemukan faktor pendorong munculnya perilaku negatif.

Jadi dengan menggunakan kata alasan kita mendapatkan dua hal yakni faktor pendorong muncul pelanggaran serta apa pun yang menjadi buktinya.

Cara kedua untuk mendapat bukti yang kuat adalah dengan kata tanya adakah cara yang lebih efektif untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan.

Pertanyaan ini mengajak siswa atau anak untuk mendapatkan atau menemukan solusi atas masalah yang telah dilakukan. Guru dan orang tua secara tegas bertugas membimbingnya. Jika dirasa belum menemukan solusi efektif, maka proses bimbingan tidak boleh berhenti.

Cara ketiga. Dalam tahapan ini, peran guru atau orangtua untuk menjaga stabilitas emosi siswa atau anak. Walaupun melakukan tindakan salah tapi bukan untuk menyalahkan diri yang berlebihan. Gunakan kalimat-kalimat  berikut :

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan.

Kesalahan adalah ciri manusia, yang selalu benar adalah malaikat.

Kamu bukan satu-satunya yang pernah melakukan ini

Sosok orang dewasa hadir bukan sebagai algojo tapi meyakinkan bahwa kesalahan bukan hanya anak-anak orang dewasa pun bisa. Memang sangat manusia sekali, kodrat manusia tempatnya salah. Jadi tidak usah membebani pikiran dan perasaan. Hal tersebut akan berdampak adanya pengakuan yang bersangkutan.

Cara keempat, yang merupakan langkah terakhir. Menanyakan kesepakatan/aturan atau cita-cita yang sudah tertanam dalam dirinya. Jika belum memilikinya, maka tugas guru Bimbingan Karir (BK) untuk diajak konsultasi. Kondisi ini harus diterima baik dalam keadaan suka atau senang. Konsultasi dengan guru BK tidak identik dengan pelanggaran hebat malainkan sebagai wahana mencari solusi atas masalah.

Paling catatan berikut ini yang perlu digaris bawahi adalah masalah akan membuat manusia menjadi lebih bijaksana, dan lebih pintar. Gunakan kalimat tanya berikut :

Kamu ingin menjadi orang yang seperti apa ?

Kesepakatan/aturan kelas/rumah apa yang telah kita sepakati ?

Dengan dua kalimat tanya tersebut, dapat diperoleh hal apa yang ingin dicapai atau cita-citanya. Orangtua atau guru menggiring pendapat anak sehingga solusi atas masalah dikembalikan kepada yang bersangkutan. Mengingatkan kembali akan adanya cita-cita dan keberadaan tata aturan dimana pun kita berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun