Mohon tunggu...
Andriyansyah Marjuki
Andriyansyah Marjuki Mohon Tunggu... Saya adalah saya yang bukan kamu atau dia, apalagi kita.

Andriyansyah Marjuki alias Abank Juki adalah seorang "Bocah Gede" yang masih berusaha untuk memahami makna 'Urip Mung Mampir Ngombe'. Website pribadi: http://www.basando.web.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Fisika Kuantum dan Takdir (Bag. 1 dari 5): Quantum Entanglement--Ketika Dua Partikel Terikat Tak Terpisahkan

22 September 2025   00:30 Diperbarui: 22 September 2025   00:30 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam dunia fisika kuantum, ada satu fenomena yang begitu misterius dan menggugah: quantum entanglement. Dua partikel yang pernah berinteraksi bisa menjadi "terjerat" secara kuantum, sehingga keadaan satu partikel langsung memengaruhi pasangannya---meskipun mereka terpisah oleh jarak yang sangat jauh.

Quantum entanglement merupakan salah satu konsep yang menarik dalam mekanika kuantum. Misalnya, ketika dua partikel subatomik seperti elektron terjerat, perubahan yang terjadi pada satu elektron akan secara instan mempengaruhi yang lain, bahkan jika mereka berada di ujung alam semesta yang berlawanan. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan yang tidak terduga di antara partikel-partikel tersebut.

Fenomena ini telah menjadi subjek penelitian intensif dalam fisika modern. Para ilmuwan menggunakan quantum entanglement untuk mengirim informasi secara instan, melebihi kecepatan cahaya. Contohnya, dalam percobaan teleportasi kuantum, partikel-partikel yang terjerat digunakan untuk mentransfer keadaan kuantum dari satu tempat ke tempat lain tanpa perlu perjalanan fisik.

Selain itu, quantum entanglement juga memiliki potensi dalam pengembangan teknologi seperti komputer kuantum yang dapat melakukan perhitungan jauh lebih cepat dibandingkan komputer konvensional. Dengan memahami lebih dalam tentang fenomena ini, kita dapat membuka pintu menuju kemungkinan-kemungkinan baru dalam dunia teknologi dan ilmu pengetahuan.

Einstein menyebutnya sebagai spooky action at a distance (tindakan mengerikan pada jarak jauh). Bayangkan dua koin yang dilempar di tempat yang berbeda, namun hasilnya selalu saling melengkapi. Ini bukan sihir, tetapi kenyataan yang telah dibuktikan oleh eksperimen fisika modern. Dalam ranah keterikatan kuantum, partikel dapat terhubung sedemikian rupa sehingga sifat-sifat mereka saling terkait, bahkan ketika dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh.

Fenomena ini menantang pemahaman klasik kita tentang fisika, di mana objek diharapkan bersikap independen satu sama lain. Misalnya, pertimbangkan sepasang partikel yang terikat yang memiliki spin yang berlawanan. Ketika spin salah satu partikel diukur dan ditemukan menghadap ke atas, spin partikel lainnya, terlepas dari seberapa jauh mereka terpisah, akan langsung menghadap ke bawah. Koneksi instan antara partikel ini menentang intuisi kita tentang sebab dan akibat, yang mengarah pada istilah 'tindakan mengerikan pada jarak jauh'.

Konsep ini telah diuji secara eksperimental melalui berbagai tes, termasuk eksperimen tes Bell yang terkenal yang mengkonfirmasi keberadaan keterikatan kuantum. Eksperimen ini telah menunjukkan bahwa ada saling keterkaitan yang lebih dalam di alam semesta yang melampaui fisika klasik. Sebagai kesimpulan, gagasan aksi menyeramkan pada jarak jauh menantang pemahaman konvensional kita tentang ruang, waktu, dan kausalitas. Ini membuka kemungkinan baru dalam memahami sifat dasar realitas dan keterkaitan alam semesta.

Fenomena ini menjadi fondasi bagi teknologi masa depan seperti komputasi kuantum dan komunikasi ultra-aman. Contohnya, dalam komputasi kuantum, entanglement memainkan peran kunci di mana partikel-partikel terkait secara ajaib sehingga informasi dapat diproses dengan kecepatan yang jauh melebihi komputer konvensional. Begitu pula dalam komunikasi ultra-aman, entanglement memungkinkan pertukaran informasi yang tidak dapat disadap oleh pihak ketiga, memberikan keamanan tingkat tinggi.

Tapi lebih dari itu, ia mengajak kita merenung: mungkinkah kesadaran manusia juga memiliki "entanglement" dengan masa depan, dengan takdir, dengan semesta? Dalam konteks ini, kita dapat mempertimbangkan bagaimana pilihan-pilihan kita saat ini dapat memengaruhi jalannya kehidupan di masa depan, sebagaimana entanglement mempengaruhi partikel-partikel yang terkait secara terhubung. Mungkin saja, kesadaran manusia memiliki daya tarik yang kompleks terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ada di alam semesta, menciptakan realitas yang kita alami.

Dengan demikian, fenomena entanglement tidak hanya relevan dalam bidang teknologi, tetapi juga dalam domain metafisika dan filosofi. Pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan antara kesadaran, waktu, dan realitas menjadi semakin penting dalam upaya kita untuk memahami eksistensi kita di alam semesta yang luas. Entanglement, baik dalam konteks fisika kuantum maupun refleksi filosofis, menawarkan pandangan yang mendalam tentang keterkaitan antara semua aspek kehidupan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun