Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Bangsa Dermawan, Mengapa Susah jadi Negara Maju?

4 Agustus 2021   16:28 Diperbarui: 4 November 2021   16:12 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi. Sumber : oxfam.org

CAF mengaku bekerjasama dengan Gallup Pools mengklaim melakukan interview tarhadap 1,6 juta orang seluruh dunia sejak 2019, mungkin ini salah satu penelitian melibatkan sampel sangat banyak.

Terlepas bagaimana teknik pengolahan data dan kriteria di atas faktanya Indonesia dinobatkan menjadi negara paling dermawan sedunia 2020. 

Hebatnya lagi posisi Indonesia tidak jauh-jauh amat dibanding sebelumnya. Misalnya pada laporan 2020 Indonesia berada pada posisi 28 negara paling dermawan 2019.

Zakat atau sadokah salah satu bentuk pengumpulan dana paling dominan di Indonesia. Dengan mayoritas penduduk beragama islam paling banyak di dunia pengumpulan Sedekah, Infak dan Zakat dan lainnya dana yang terkumpul sangat banyak, tapi itu bukan kriteria dalam laporan tersebut.

Tapi di negara non muslim dengan jumlah penduduk lebih banyak pun punya cara bersedokah menurut ajaran agama masing-masing namun dan itu juga tidak lantas menjadikan amal sedekah dan zakat dan sejenisnya menjadi tolok ukur dalam hal ini.

Dengan kata lain, amal, zakat dan sedekah tidak termasuk dalam kategori di atas. Jadi murni pada survei yang melibatkan sampel yang terbatas jumlahnya.

Benarkan negara kita tergolong negara paling dermawan? Faktanya bisa dilihat dalam berbagai bidang, antara lain adalah :

  • Delapan dari 10 orang Indonesia memberikan donasi bantuan uang, kata sumber CAF
  • Membangun rumah ibadah dari iuran uang keranjang setiap hari selama 2 tahun terbukti mampu membangun rumah ibadah
  • Dana masyarakat untuk gotong royong dana kesehatan nasional (BPJS) menjadi sumber pemasukan berlimpah untuk negara
  • Dana haji terbukti menjadi kekuatan rakasasa untuk cadangan devisa negara
  • Urunan "beli kapal selam "dalam satu bulan saja terkumpul miliaran
  • Bantuan bencana alam  seperti Tsunami di Aceh pada 2004 lalu, tak terhingga nilainya  dari bantuan moral, material dan spritual dari seluruh suku, daerah se tanah air tanpa membedakan suku dan agama
  • Selama pandemi covid-19, tak terhitung berapa banyak warga yang lumpuh aktifitas dan penghasilannya terbantu oleh sesama warga tanpa pamrih

Jadi itu adalah fakta-fakta betapa orang Indonesia memang orang penderma atau suku bangsa yang suka menolong meskipun kini ada juga yang mengemasnya dengan berbagai tujuan.

Salah satu contoh usaha membantu yang sedang hangat adalah "donasi 2 triliun" untuk membantu dampak covid-19 di Sumatera Selatan yang dilakukan oleh keluarga Akidi di Palembang.

Terlepas dari prank atau bukan itu juga bisa jadi sebuah bukti betapa memberi uang adalah atau sumbangan adalah ciri khas bangsa Indonesia.

Kembali kepada laporan badan amal CAF di atas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun