Mohon tunggu...
Abah Kabayan
Abah Kabayan Mohon Tunggu... -

Wong cilik yang bukan penggemar hoak

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Nawaetu, Saya Makin Mantap Pilih Pak Jokowi yang Rendah Hati

25 Maret 2019   12:31 Diperbarui: 25 Maret 2019   13:04 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mass Rapid Transit Jakarta atau biasa disingkat MRT, hari Minggu, 24 Maret 2019, resmi dioperasikan. Hadir dalam peresmian pengoperasian MRT, orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ikut hadir, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan beberapa menteri di kabinet kerja.

MRT atau moda raya terpadu atau juga angkutan cepat terpadu Jakarta ini lama di idamkan. Peresmian pengoperasian MRT pada hari Minggu, 24 Maret 2019, adalah torehan sejarah penting bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi warga Jakarta. Karena kini, Indonesia mempunyai satu moda transportasi modern yang tak kalah dengan negara maju lainnya. Seperti kata Presiden Jokowi, peresmian MRT menandai satu peradaban baru. Peradaban dalam dunia transportasi di Tanah Air.

Presiden Jokowi jelas punya andil besar.  Di eranya, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta,ia yang menghidupkan proyek MRT yang mati suri puluhan tahun. Dengan segala keyakinannya, proyek itu kembali dihidupkan. Dilanjutkan. Bukan dengan wacana. Tapi dengan kerja nyata. Hasilnya kini dinikmati pada hari Minggu, 24 Maret 2019.

Dibalik peristiwa bersejarah pengoperasian MRT ini, ada cerita yang membanggakan sekaligus mengharukan. Cerita dari sosok seorang pemimpin. Cerita tentang bagaimana kerendahatian dibumikan. Kisah, tentang kerja untuk rakyat tanpa pamrih. Cerita membanggakan dibalik peresmian pengoperasian MRT itu datang dari pria Solo yang sederhana. Lelaki sabar yang  kini sedang memanggul mandat besar memimpin Indonesia. Dia adalah Presiden Jokowi.

Foto: merdeka.com
Foto: merdeka.com
Pak Dion,  Warga Kebayoran yang mencatat itu. Ia benar-benar merasa terharu dengan peresmian MRT. Tidak hanya bangga, karena kotanya kini punya MRT, moda transportasi yang modern. Tapi juga bangga, punya pemimpin yang rendah hati. Dari peristiwa bersejarah peresmian MRT, ia mendapat pelajaran berharga tentang kerendahatian seorang pemimpin. Kerendahatian dari seorang Jokowi.

" Terus terang dari peristiwa itu, Pak Jokowi,  yang membuat pilihan politikku menguat," kata Pak Dion.

Pak Dion tak habis pikir dengan sosok Jokowi. Ia tak mengerti, terbuat dari apa hati pria sederhana yang pernah merasakan pahit getirnya sebagai orang kecil. Bagaimana tidak, selama memimpin Indonesia, hujan fitnah begitu deras diarahkan. Bahkan, cacian dan hujatan. Juga hinaan. Tapi, Jokowi tetap tegar. Sabar. Walau kadang, bersikap tegas.

Kata Pak Dion, andai ia jadi Jokowi, ia pasti akan sangat marah difitnah dan dicaci maki. Ia akan kejar, orang yang memfitnah dan bikin perhitungan. Tapi dari Jokowi, pria yang pernah merasakan pahitnya rumah digusur, ia belajar tentang kesabaran.

" Entah terbuat dari apa hatinya, sehingga dia begitu kuat dan tabah, bahkan di tengah cacian dan hinaan dia tetap fokus bekerja. Tak ada keraguan terlihat dari raut mukanya ketika dia bekerja untuk rakyat," ujarnya.

Dan, kerendahatian itu diperlihatkan Jokowi pada hari Minggu saat MRT diresmikan. Pak Dion mengaku menangis haru melihat itu. Baginya, begitulah seorang pemimpin bersikap.

" Aku begitu terharu melihat kesederhanaan dia, apalagi saat dia ikut meresmikan MRT bersama Anies Baswaden, tampak dia begitu bersahaja dengan kaos oblongnya," kata dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun