Bayangkan ada sebuah kapal besar yang sedang berlayar. Kapal ini dulunya kokoh dan megah, tapi sekarang mulai bocor di sana-sini.
Para penumpang di dek bawah sibuk menguras air, berharap kapal tidak tenggelam. Sementara itu, di dek atas, para pejabat dan elit bisnis masih berpesta, menikmati anggur mahal, dan bersulang.
"Tidak ada masalah! Kapal ini masih kokoh! Kita tetap berlayar!" kata mereka sambil tertawa.
Masalahnya, air sudah naik. Mesin kapal mulai berkarat. Tapi alih-alih memperbaiki, kapten malah menambah lebih banyak orang ke dek atas, makin menambah beban kapal.
Lalu, apa yang akan terjadi dalam 5-10 tahun ke depan?
Skenario 1: Kapal Makin Karam, Tapi Pesta Tetap Berjalan
Dalam skenario ini, masalah ekonomi makin parah. Harga kebutuhan naik terus, lapangan pekerjaan makin sedikit, dan utang negara makin membengkak.
Pemerintah akan terus berusaha menambal kebocoran dengan solusi jangka pendek: utang lebih banyak, pajak lebih tinggi, dan subsidi yang hanya sementara. Tapi kebijakan semacam ini cuma seperti menambal kapal dengan selotip---tidak akan bertahan lama.
Sementara rakyat di bawah makin lelah, di atas, mereka tetap berpesta. Yang penting gaji pejabat tetap lancar, proyek mercusuar tetap jalan, dan kalau ada yang protes? Tinggal bungkam dengan aturan atau aparat.
Skenario 2: Rakyat Mulai Lompat dari Kapal
Ketika orang-orang sadar bahwa kapal ini tidak akan diselamatkan, mereka akan mencari cara keluar.