Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi │Realita Kekinian

19 Agustus 2018   10:05 Diperbarui: 19 Agustus 2018   10:20 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bumi merindukan bentuknya yang dulu
Di sekolahkan yang tinggi tetapi orangtua dibawa ke panti
Teman maya tetapi tak ada satupun yang nyata

Berita sampah berserakan dimana-mana
Ketika kebaikan harus dijejaringsosialkan
Ketika tidur menggunakan kasur ponsel kekinian

Anak masa depan hanya bisa membayangkan pepohonan
Anak masa depan hanya bisa berebut udara bersih oon

Orang tuamu berdarah darah tanpa kamu sadari
Ibumu berani hidup tanpa oksigen hanya demi nafas panjangmu
Ayahmu mau memikul beban berat melebihi tubuhnya

Udara bersih kelak lebih mahal akibat polusi tiada henti
Tali kekang pada hewan peliharaan dengan tali pengisi ponsel penghubung tangan kita, Sama saja
Ada manusia yang tersayat hanya demi mengharap senyumanmu

Ketika Perjuangan berat hanya akan dikenang dengan keberuntungan
Ketika tentara berperang hanya untuk kebahagiaan sebagian
Ketika bumi dikeruk kian tak berperi
Ketika pejabat menggebosi kita dengan janji imaji
Ketika malaikat maut mengincar dibalik kebut-kebut
Ketika para penguasa mencuci otak kita dengan media layaknya boneka

Ada cap-cap saat kelahiran
Ada emotikon kepalsuan menjalar di maya zaman
Hahaha. Kamu kaya tetapi terbelenggu ?

Para politikus menabur uang menganggap kita ayam
Pembaca menjadi manusia langka
Kita menikmati kerakusan dunia begitu lahap
Ikan-ikan berteriak meminta masker
Lolongan serigala kalah keras dengan bunyi bising mesin
Setiap pohon disulap menjadi uang
Cinta buta hanya menjadi budak semata
Kita berciuman dengan uang tiap hari

Manusia ingin keindahan tetapi menjual keburukan
Manusia menyulap gunung menjadi mobil berserakan
Manusia membuang sisa makanan dibawahnya tulang-tulang kelaparan
Tanaman mencari setetes air dari pipa keserakahan
Dan matipun kita masih sempat berselfie ria kekinian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun