Mohon tunggu...
Aura
Aura Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Menulis supaya tidak bingung. IG/Threads: aurayleigh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Nyala di Ujung Geretan yang (Ternyata) Tidak Pernah Padam

13 Desember 2020   11:40 Diperbarui: 14 Desember 2020   16:18 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANDERSEN: MATCH GIRL, 1932. 'She was sitting under the loveliest Christmas tree.' Drawing, 1932, by Arthur Rackham for the fairy tale by Hans Christian Andersen.

Ada luka di punggungku yang berjejaring dengan kebekuan di jari-jari kaki gadis penjual geretan dalam dongeng HC Andersen. Ia menyalakan beberapa duka yang terang dan menghangatkan: dapur yang nyaman, pesta libur penuh tawa, pelukan nenek wangi kue jahe, dan sebuah pohon natal gemerlapan -- seperti aku menyingkirkan debu-debu yang hampir menyisip. Namun ada baiknya dongeng berhenti sampai di situ, tepat pada ketidakhati-hatian; tepat pada kejutan-kejutan penting.

"Kalau dongeng dilanjutkan sampai selesai, kita harus bekerja lebih keras, menangis lebih deras."

Hari ini, orang-orang bemulut bebek beradu nasib. Luka yang menjalar diam-diam di belakang semakin terasa perit menopang dua bahu yang jadi tempat bersandar orang ramai. Gadis penjual geretan mati sejak kemarin dulu. Dari ujung geretannya, asap mengisyaratkan kepulan duka membubung hilang pada waktunya.

Luka kami masih terhubung. Aku melihat empat imaji impian kerap menyala dalam ruang-ruang arwah. Sementara itu, kita yang hidup senantiasa memekat seiring waktu.

Cileunyi, 12-13/12/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun