Mohon tunggu...
Rudi Handoko
Rudi Handoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Saya seorang anggota masyarakat biasa di Borneo Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berbalas Pantun: Hantaran Mahal

9 Februari 2016   13:44 Diperbarui: 9 Februari 2016   13:58 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berbalas Pantun: Hantaran Mahal

Bujang Kelana dah lama mengidam rasa kedengan Dara Juwita, anak Pak Andak Seman. Dah lama pula dia menunggu masa yang tepat untuk bersembang, menemui Pak Andak Seman, guna memulai kata meniti maksud, menyampaikan hasrat yang terpendam. Yakni, nak masuk meminang...
Suatu hari, Bujang mengintai masa senggang Pak Andak Seman. Demi ditengoknya Pak Andak Seman ada di rumah, memberanikan dirilah Bujang datang bertamu.

Bujang: Tok, tok, tok...
Buah asam buah lelakum,
Hamba ucapkan Assalamu'alaikum.
Heeeee... :-)

Andak Seman: Hmmm...
Tolong petikkan si-daun salam,
Saya jawab Wa'alaikumussalam.

Tanggarlah kopi diaduk-aduk,
Haaa, marilah masuk dan silakan duduk.

Bujang: Heeee... :-)
Bunga cempaka bunga selasih,
Hamba mengucapkan terima kasih.

Andak Seman: Sama-samalah, tetamu mestilah dijamu masuk rumah...
Anak sembilang anak tenggiri,
Masuklah bubu kena penjirat.
Anak nie, datang dari jauh kemari,
Kira-kira apa gerangan hajat?

Bujang: Hehehe... :-)
Sesungguhnya, segan hamba nak berpadah langsung nie. Tapi, tak apalah...
Sungguhlah indah bunga di taman,
Tumbuhlah dekat keminting sebatang.
Hamba datang kerna sang idaman,
Andaikata belum disunting orang.

Andak Seman: Ooo, berani pula engkau nak bujang... Haaa, dengar nie.
Jangan digunting bunga nan menggoda,
Kan patah layu kelopaknya terlipat.
Orang menyunting belumpun ada,
Sebab menunggu yang dirasa tepat.

Bujang: Heeee, pandai Pak Andak berpantun yaaa... :-)
Tumbuhlah di taman berakar-akar,
Pucuknya bergelayut si batang pinang.
Jika bunga idaman masih memekar,
Hamba bermaksud masuk meminang.

Andak Seman: Haaa, mesti jawab nie...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun