Mohon tunggu...
Nicholas Wayne
Nicholas Wayne Mohon Tunggu... Wirausaha

Saya hobi menyanyi dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Alat-Alat Penumbuh Opini Publik: Pendekatan Koersif & Persuasif Dalam Praktiknya

17 Juni 2025   20:25 Diperbarui: 17 Juni 2025   20:25 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Artificial Intelligent, AI)

Opini publik merupakan hasil interaksi antara individu, media, organisasi, dan kekuasaan yang memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap suatu isu. Dalam membentuk opini publik, terdapat berbagai alat atau instrumen yang memainkan peran penting, seperti pers (media massa), organisasi politik, dan organisasi non-politik. Masing-masing alat ini dapat memengaruhi opini masyarakat melalui dua pendekatan utama: koersif (paksaan) dan persuasif (bujukan).

1. Pers (Media Massa)

Pers atau media massa berperan sebagai pilar keempat demokrasi dan alat utama penyebaran informasi. Namun, dalam praktiknya, pers dapat digunakan baik secara koersif maupun persuasif.

  • Pendekatan Koersif:
    Di negara-negara otoriter seperti Korea Utara, media dikendalikan sepenuhnya oleh negara. Informasi yang disiarkan bersifat satu arah, mendewakan pemimpin, dan membatasi akses pada berita luar negeri. Media menjadi alat propaganda pemerintah dan membentuk opini publik melalui paksaan, sensor, serta penindasan terhadap kebebasan pers.

  • Pendekatan Persuasif:
    Sebaliknya, media seperti Kompas di Indonesia menggunakan pendekatan persuasif dalam mengampanyekan isu-isu publik, seperti pentingnya vaksinasi COVID-19. Melalui artikel mendalam, wawancara pakar, dan liputan lapangan, media ini meyakinkan masyarakat tanpa paksaan, melainkan dengan logika, empati, dan edukasi.

2. Organisasi Politik

Organisasi politik, terutama partai politik, memainkan peran vital dalam membentuk opini politik masyarakat melalui strategi kampanye dan mobilisasi massa.

  • Pendekatan Koersif:
    Pada masa Orde Baru, partai penguasa Golkar menggunakan pendekatan koersif terhadap aparatur sipil negara (ASN). Pegawai negeri dipaksa memilih Golkar di bawah ancaman kehilangan jabatan atau posisi. Kampanye dilakukan secara sepihak dan represif untuk membentuk loyalitas publik, bukan atas dasar pilihan bebas.

  • Pendekatan Persuasif:
    Di sisi lain, partai seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjalankan kampanye berbasis nilai dan ideologi. Melalui media sosial dan kegiatan literasi politik di kalangan anak muda, PSI berupaya menyuarakan isu anti-korupsi dan reformasi hukum. Pendekatan ini menumbuhkan opini publik secara persuasif dengan membangun kesadaran dan keterlibatan sukarela.

3. Organisasi Non-Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun