Saya memanggilnya Pak Dhe, bukan karena badannya gede, atau ia lebih tua dari saya, atau ia kakak dari bapakku, melainkan karena ia TAHU apa yang ia TAHU itulah TAHU.Saya sering bertanya padanya, tentu apa yang ia tahu, sebab kalau ia TIDAK TAHU Pak Dhe akan mengatakan TIDAK TAHU itulah sejatinya TAHU. Lagi ramai-ramainya membicarakan sastra, membuat saya ingin bertanya pada Pak Dhe tentang apa to sastra itu. Walau dari yang saya baca, ada yang mengatakan bahwa karya sastra bukan semata-mata entitas otonom yang cukup diri sebagaimana dipahami oleh KELOMPOK FORMALIS dan STRUKTURALIS, namun karya sastra juga merupakan STRUKTUR KOMUNIKASI, seperti yang sering kita baca di Kompasiana ini. Tanya : "Pak Dhe, sebelum tanya lebih jauh, apa sih kata dasar dari KESUSASTERAAN itu?" Pak Dhe : "Ya SUSASTERA." Tanya : "Kalau kata dasar SUSASTERA?" Pak Dhe : "Ya SASTERA." Tanya : "Dari bahasa apa sih SASTERA itu Pak Dhe?" Pak Dhe : "Sansekerta." Tanya : "Kalau awalnya arti SASTERA itu apa sih?" Pak Dhe : "Arti awalnya ya TULISAN." Tanya : "Terus adakah perkembangan artinya sesudah itu?" Pak Dhe : "Berkembang menjadi semua yang dituliskan adalah SASTERA." Tanya : "Adakah arti selanjutnya?" Pak Dhe : "Akhirnya berkembang menjadi segala yang dituliskan mengenai BUDI PEKERTI itulah sastera." Tanya : "Ngomong-omong punya artikah kata SU itu Pak Dhe?" Pak Dhe : "Artinya BAGUS, BAIK." Tanya : "Lalu arti sebenarnya dari SUSASTERA itu apa?" Pak Dhe : "KARANGAN atau TULISAN yang bagus." Tanya : "Tapi saat ini kok saya jarang membaca kata SUSASTERA dalam bahasa Indonesia?" Pak Dhe : "Memang sekarang ini kata tersebut sudah TIDAK AKTIF." Tanya : "Lalu sekarang ini apa sih yang dimaksud dengan SASTERA atau SASTRA itu?" Pak Dhe : "Perkembangan sastra memang luar biasa, Pak Dhe sendiri tidak begitu mengikutinya. Tapi dari buku yang Pak Dhe baca mengandung arti ciptaan manusia dalam bentuk bahasa, tulisan maupun lisan, yang dapat menimbulkan RASA INDAH atau BAGUS. Adalagi yang mendefinisikan KARYA SASTRA itu adalah REKAAN, sebagai terjemahan FIKSI. Memang di antara karya seni yang lain, karya sastra dianggap sebagai sesuatu yang menampilkan KUALITAS ESTETIS yang paling beragam sekaligus PALING TINGGI. Bahasa sebagai mediumnya mampu menghadirkan berbagai mediasi hingga melahirkan banyak ASPEK ESTETIS. Karya sastra juga banyak melahirkan GENRE dan sangat DINAMIS perkembangannya." Menjawab itu Pak Dhe segera undur diri karena mau berangkat kerja, ya apa boleh buat, saya menyimpan dulu pertanyaan selanjutnya. Saya sendiri tidak begitu ahli di bidang ini, maka saya harus banyak bertanya kepada siapa saja yang mengerti, sebab saling berbagi tentang hal yang kita tidak tahu dan ingin tahu adalah dengan banyak bertanya dan membaca. Perbedaan tentang sastra sendiri hingga hari ini menunjukkan indikasi pikiran pelaku sastra kita masih DIHANTUI sejarah sastra, BUKAN pada masa depan sastra. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk memberi perspektif masa depan sastra kita? (Bersambung) - Ini Dia Penyair Kompasiana Yang Luar Biasa - Karya Sastra Terbesar dari Sastrawan Dunia (2) - http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/10/24/ini-dia-penulis-yang-disegani-di-kompasiana/
http://3.bp.blogspot.com/_0iDlMhxFvR0/S_JY0Zj94_I/AAAAAAAABZ8/vB4LZK85I34/s1600/moon_geun_young.jpg
Illustrasi :Â Profil Kompasianer,gayuyuanblog.blogspot.com,andisastrawan.blogspot.com Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Catatan Selengkapnya