Seisi kelas ngakak.
Selain lucu-lucuan, gue juga sering dibantu Pak Browibowo soal administrasi kelas. Tiap kali ada anak yang ijin pulang lebih dulu, beliau bakal bilang sambil senyum: "Dicatat ya... nanti jangan sampai ada yang hilang datanya. Kalau hilang... repot. Bisa-bisa kalian masuk mode kebingungan."
Seketika sekretaris kelas nyengir, dan .............. gitulah. Jadi, administrasi yang biasanya ribet malah jadi ringan.
Kalau dipikir-pikir, dua guru ini bener-bener unik. Pak Ncus dengan gayanya yang to the point, bikin anak-anak disiplin tanpa harus marah. Sedangkan Pak Browibowo dengan satu kalimat "ganti mode matriks" aja bisa bikin budaya kelas baru.
Buat gue pribadi, ini pelajaran penting. Disiplin nggak harus selalu keras, dan administrasi nggak harus selalu ribet. Kadang cukup dengan gaya ngomong yang khas, atau kalimat sederhana yang nempel di kepala, semuanya bisa jadi ringan.
Dan entah kenapa, sekarang kalau gue denger kata "mode," otak gue langsung nyambung ke Pak Browibowo. Dari mode matriks sampai mode tethering---semuanya jadi bagian dari cerita kelas XI A yang bakal gue kenang.
Hari ini gue sadar, jadi seksi kedisiplinan itu ternyata enak banget kalau ada guru yang ngerti. Gue nggak ngerasa sendirian.
Makasih, Pak Markus Rustanta (Pak Ncus).
Makasih juga, Pak Budi Browibowo.
Berkat kalian, kedisiplinan kelas XI A bukan cuma soal aturan, tapi juga soal cerita lucu, jargon, dan kebersamaan.
Dan kalau boleh jujur, mungkin hari ini gue lagi nulis diary dalam mode nostalgia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI