2. Peningkatan Kualitas Penguasaan Bola
Minimnya Build-Up Play:Â Indonesia sering kehilangan bola karena umpan terburu-buru. Pelatih perlu melatih pola permainan berbasis penguasaan bola untuk mengurangi tekanan lawan.
Kreativitas di Lini Depan: Serangan Indonesia terlalu mudah diprediksi. Dibutuhkan variasi serangan, baik melalui umpan terobosan, pergerakan tanpa bola, atau tembakan jarak jauh
3. Evaluasi Strategi Pelatih
Formasi dan Susunan Pemain: Patrick Kluivert perlu mengevaluasi formasi 3-5-2 yang terlalu rentan di sayap. Sistem 4-2-3-1 atau 4-3-3 mungkin lebih cocok untuk menyeimbangkan pertahanan dan serangan.
Pola Penggantian Pemain:Â Pergantian pemain di menit ke-60 (Lilipaly masuk) terlambat untuk mengubah jalannya pertandingan. Kluivert harus lebih proaktif dalam membaca situasi.
4. Persiapan Jangka Panjang
Peningkatan Kualitas Liga Domestik: Liga Indonesia harus ditingkatkan intensitas dan kualitasnya agar pemain terbiasa dengan tekanan tinggi seperti saat menghadapi tim kuat.
Persiapan Laga Berikutnya: Tim harus menganalisis kelemahan lawan berikutnya (misalnya Iraq atau Qatar) dan menyusun strategi yang lebih matang.
Kekalahan 0-6 dari Jepang harus menjadi pelajaran berharga. Dengan perbaikan di sektor pertahanan, penguasaan bola, dan mentalitas, Timnas Indonesia masih punya peluang bersaing di sisa Kualifikasi Piala Dunia 2026. Peran pelatih, pemain, dan manajemen tim sangat krusial untuk bangkit dari keterpurukan ini. Jika evaluasi ini dilakukan dengan serius, Indonesia bisa kembali kompetitif di pertandingan selanjutnya. #BangkitTimnas