Makan Daging, Hipertensi Meningkat, Mari Cegah !!!
Daging adalah sumber protein hewani yang digemari oleh banyak orang. Rasanya yang lezat serta kandungan gizinya membuat daging menjadi menu andalan di berbagai kesempatan. Namun, di balik kenikmatannya, konsumsi daging secara berlebihan, terutama daging merah dan olahan, dapat meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini bukan hanya ancaman bagi kelompok usia lanjut, tetapi juga makin banyak dialami oleh generasi muda.
Mengapa Daging Bisa Memicu Hipertensi ?
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah di arteri meningkat secara kronis. Kondisi ini kerap tidak menunjukkan gejala awal, tetapi dalam jangka panjang dapat memicu penyakit jantung, stroke, dan gangguan ginjal.
Daging, terutama jenis merah (seperti sapi, kambing, dan babi) serta daging olahan (seperti sosis, ham, dan kornet), berpotensi meningkatkan tekanan darah melalui beberapa mekanisme berikut:
1. Kandungan Lemak Jenuh
Daging merah mengandung lemak jenuh tinggi yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Hal ini mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Studi dari American Heart Association (2023) menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak jenuh berhubungan erat dengan peningkatan tekanan darah sistolik.
2. Natrium pada Daging Olahan
Daging olahan umumnya diawetkan dengan garam dalam jumlah besar. Konsumsi natrium berlebihan menyebabkan retensi cairan, yang membuat volume darah meningkat dan menekan dinding pembuluh darah. Ini menyebabkan tekanan darah naik. WHO dalam laporan tahun 2023 kembali menekankan bahwa asupan natrium harian tidak boleh melebihi 2.000 mg (setara 5 gram garam), sedangkan satu porsi sosis bisa mengandung lebih dari 500 mg natrium.
3. Zat Pengawet dan Aditif