Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Modernitas Pesugihan: Bukan Kajian Receh

28 September 2020   21:53 Diperbarui: 30 September 2020   08:57 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi

Kita semua mafhum bahwa era revolusi industri 4.0 sudah kita masuki. Pesugihan juga begitu. Selain metode bertapa di tempat keramat atau menggunakan jasa perantara (seperti tuyul), pesugihan pun ikut canggih. Malah pesugihan sudah merambah kantor-kantor eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Media yang digunakan oleh para penyugih juga canggih. Dulu memakai tuyul, sekarang lewat ponsel. Tempatnya juga tambah mewah. Dulu bisa di kuburan atau di tangkal beringin, sekarang di kafe-kafe atau lobi hotel mewah.

Pakaian penyugih pun makin mentereng. Kalau dulu busana penyugih terlihat ketinggalan zaman atau antimode, sekarang tampak perlente. Sepatu mengilat. Celana keren. Jam tangan mahal. Kemeja trendi. Jas mewah. Dasi bermerek. Pendek kata, wah!

Partner pesugihan pun mengalami kemajuan. Dulu penyugih bisa bekerja sama dengan setan atau siluman, sekarang berkaja sama dengan setan uang atau siluman berdasi. Kerja samanya beragam. Bisa lewat pengadaan barang, penyalahgunaan jabatan, pemerasan, pencurangan, atau penyuapan.

Coba simak data tentang penyugih modern di bawah ini. 

Sumber: Laporan Tahunan KPK 2018
Sumber: Laporan Tahunan KPK 2018
Maka dari itu, sangat keliru kalau kita menganggap bahwa penyugih norak alias ketinggalan zaman. O, tidak. Penyugih juga banyak yang tahu pedikur-medikur. Malahan penyugih zaman kiwari ternyata orang kaya yang ingin menjadi lebih kaya. Nah, itu bentuk panjang dari kata kemaruk.

Sekali lagi, pesugihan makin canggih. Istilahnya juga beragam dan keren. Korupsi, nama besarnya. Nama kecilnya bisa gratifikasi. Nama sederhananya suap-menyuap. Seseorang yang menyuap pegawai negeri agar mendapatkan proyek atau memenangi tender, berarti orang itu sedang menyugih. Orang itu dinamai penyugih. Istilah canggihnya, koruptor.

Jumlah penyugih canggih sangat fantastis. Silakan lihat data di bawah ini yang saya kutip dari Laporan Tahunan KPK 2018.

Sumber: Laporan Tahunan KPK 2018
Sumber: Laporan Tahunan KPK 2018
Penyugih canggih ini mesti diberangus karena dapat merugikan negara. Mereka mengerat uang rakyat. Mereka memeras kekayaan negara. Coba lihat contoh kerugian negara akibat pesugihan modern.

Sumber: Laporan Tahunan KPK 2018
Sumber: Laporan Tahunan KPK 2018
Ya, pesugihan takwajar yang kini kita sebut korupsi itu sudah ada peraturan dan konsekuensi hukum jika dilanggar. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Saking mengerikannya, kita punya lembaga khusus untuk memberantas penyugih. KPK namanya.

Kita mungkin mencibir penyugih yang kaya mendadak setelah selesai bertapa di Gunung Kawi, misalnya. Tidak apa-apa. Namun, kita mestinya lebih mencibir ketika tahu ada penyugih modern yang melakukan pesugihan di kantor yang dibangun dari uang hasil perasan keringat rakyat. 

Salam takzim, Khrisna Pabichara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun